Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Sebut Sempat Ada Perbedaan Persepsi dengan TNI soal Amunisi Tajam

Kompas.com - 06/10/2017, 19:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, amunisi tajam yang dimiliki Brimob Polri bukan amunisi tajam sebagaimana dimaksud oleh TNI.

Amunisi milik Polri adalah peluru yang berisi butiran-butiran logam kecil atau disebut peluru tabur.

"Tapi sekarang sudah (sama persepsinya), kalau peluru tajam berbeda. Ini granat asap dengan granat gas air mata kan beda. Walaupun bentuknya sama, tapi isinya beda," kata Setyo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (6/10/2017).

Baca: Amunisi Tajam Dititipkan ke TNI, Polri Anggap Ini yang Terbaik

Setyo mengatakan, peluru tajam yang dimiliki Polri sifatnya hanya melumpuhkan, tidak mematikan.

Efek yang ditimbulkan yakni mengejutkan target dan membuatnya terdesak.

"Sekali lagi, melumpuhkan, itu perlu dipahami," tegas Setyo.

Meski soal persepsi itu sudah selesai, hasil rekomendasi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa amunisi tajam Polri dititipkan di Mabes TNI.

Baca: Panglima TNI Terbitkan Rekomendasi soal 280 Senjata dan Amunisi Milik Polri

Jika diperlukan, Polri bisa menggunakannya dengan mekanisme yang diatur.

"Nanti regulasi akan diatur lebih lanjut," kata Setyo.

Dengan demikian, Polri menganggap masalah persenjataan sudah selesai. Hal ini terkait 280 pucuk senjata jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter dan 5.932 butir peluru yang tertahan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu (30/9/2017).

Senjata milik Korps Brimob Polri tersebut tertahan di Gudang Kargo Unex.

"Jadi sudah clear, kan sudah ada trending topic, hashtag 'polemik senjata selesai'," kata Setyo.

Kompas TV Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyatakan, seluruh senjata dan amunisi tersebut dibeli lewat proses yang sah.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com