Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Salah Satu Anggota Saracen Kakak Beradik dengan Bendahara Tamasya Al Maidah

Kompas.com - 05/10/2017, 20:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

Kompas TV Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Saracen

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik memeriksa dua saksi dalam kasus dugaan penyebaran ujaran kebencian dan konten berunsur SARA oleh Saracen, Kamis (5/10/2017).

Saksi pertama bernama Riandini yang merupakan Bendahara Gerakan Tamasya Al Maidah.

Saksi berikutnya bernama Dwiyani yang merupakan anggota kelompok Saracen.

Menurut Kepala Subdit I Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar, keduanya memiliki hubungan saudara

"Mereka ini adik kakak. Satu di Al Maidah, satu di Saracen," ujar Irwan saat dihubungi.

Dwiyani dan Riandini dianggap mengetahui kegiatan Saracen sehingga penyidik memerlukan keterangan keduanya.

Baca: Polisi Periksa Bendahara Saracen dan Dua Saksi yang Sempat Mangkir

Pemeriksaan dilakukan setelah keduanya mangkir pada panggilan sebelumnya.

"Mereka minta (pemeriksaan) hari ini, alasannya pengacaranya masih dampingi klien yang lain," kata Irwan.

Namun, belum diketahui kaitan antara Tamasya Al Maidah dengan kelompok Saracen.

Sebelumnya, penyidik menetapkan Asma Dewi, pengurus Tamasya Al Maidah, sebagai tersangka. Ia diduga mengunggah postingan berisi ujaran kebencian dan berbau SARA.

Dari pengembangan penyidikan, diketahui Dewi pernah mentransfer uang sebesar Rp 75 juta kepada anggota Saracen.

Uang tersebut kemudian diteruskan ke anggota lainnya hingga sampai ke bendahara Saracen, Mirda alias Retno.

Baca: Siapa Asma Dewi, Ibu Rumah Tangga yang Transfer Rp 75 Juta ke Saracen?

Retno juga telah diperiksa oleh penyidik sebagai saksi. Selain mengkonfirmasi soal Rp 75 juta dari Dewi, penyidik juga menanyakan soal Laporan Hasil Analisis dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atas 15 rekening yang berkaitan dengan Saracen.

Dalam kasus ini, polisi menetapkan empat pengurus Saracen sebagai tersangka. Mereka adalah Mohammad Faisal Todong, Sri Rahayu Ningsih, Jasriadi, dan Mahammad Abdullah Harsono.

Mereka menyebarkan konten ujaran kebencian dan berbau SARA di media sosial sesuai pesanan dengan tarif Rp 72 juta.

Media yang digunakan untuk menyebar konten tersebut antara lain di Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com, dan berbagai grup lain yang menarik minat warganet untuk bergabung.

Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800.000 akun.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com