Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Kementerian/Lembaga Terapkan Sistem Ini, Jangan Takut Laporkan Tindak Pidana Korupsi!

Kompas.com - 27/09/2017, 15:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Whistleblowing system pada 17 kementerian dan lembaga kini telah terintegerasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Dengan demikian, pelaporan terhadap dugaan kesalahan birokrasi atau tindak pidana korupsi diyakini akan lebih cepat, mudah, dan menjamin kerahasiaan pelapor.

Program integerasi yang diberi nama TEGAS (Terintegerasi Antar Sistem) itu diluncurkan di Lantai 6 Gedung LPSK, Jakarta Timur, Rabu (27/9/2017).

"Dengan terkoneksi ini, diharapkan laporan yang masuk dari berbagai kementerian/lembaga akan lebih mudah dan cepat di-follow up. Laporan itu tak lagi mandek di inspektorat kementerian/lembaga. Bahkan, kalau memang memenuhi syarat tindak pidana korupsi, dapat ditindaklanjuti KPK," ujar Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai pada konferensi pers, usai acara peluncuran.

Baca: LPSK Prediksi Permohonan Perlindungan Saksi Korban Tahun Ini Akan Meningkat

Dalam acara itu, diserahkan pula password dan username untuk ke-17 kementerian/lembaga agar terkoneksi satu sama lain.

Sebanyak 17 kementerian/lembaga itu, antara lain Kementerian Agama, Kementerian ESDM, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Sosial, Kementerian Perhubungan, dan Polri.

Deputi Informasi dan Data sekaligus Plt Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK Hary Budiarto mengatakan, salah satu kendala pemberantasan korupsi pada birokrasi Indonesia adalah tidak adanya sistem yang memungkinkan pelaporan dilaksanakan secara rahasia sehingga identitas pelapor terjamin.

Sistem whistleblowing TEGAS ini menjadi solusi terhadap persoalan itu.

"Misalnya mau melaporkan atasan, kalau ketahuan dia yang melapor itu terancam posisinya, bahkan keselamatannya. Banyak sekali itu laporan atas atasannya, bahkan pimpinan, mandek, berhenti, sekadar menjadi laporan karena risikonya. Sekarang, jangan takut lagi," ujar Hary.

Meski demikian, Hary mengakui bahwa program ini masih merupakan awal dan membutuhkan banyak penyempurnaan, terutama kualitas sumber daya manusia aparat pengawasan intern pemerintah (APIP).

Oleh sebab itu, seiring dengan penerapan sistem whistleblowing TEGAS ini, KPK terus melaksanakan pelatihan bagi APIP di kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah.

Kompas TV KPK Sebut Johannes Marliem Bukan Saksi Kunci Kasus e-KTP


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com