Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kivlan Akui Hadir dalam Rapat Aliansi Pemuda Sebelum Pengepungan YLBHI

Kompas.com - 19/09/2017, 19:55 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayor Jenderal Purnawirawan TNI Kivlan Zen mengakui bahwa dirinya hadir dalam rapat yang diadakan oleh Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Anti-Komunis pada Jumat (15/9/2017) sekitar pukul 20.00 WIB di Jalan Menteng Raya nomor 58, Jakarta Pusat.

Menurut Kivlan, dirinya diundang oleh ketua Aliansi, Rahmat Himran, untuk memberikan nasihat terkait demonstrasi di kantor YLBHI pada Sabtu (16/9/2017) dan Minggu (17/9/2017).

Unjuk rasa pada Minggu hingga Senin (18/9/2017) dini hari itu berakhir dengan aksi pengepungan kantor YLBHI dan bentrokan dengan aparat kepolisian.

"Jadi memang saya diminta hadir untuk memberikan nasihat soal adanya demonstrasi untuk seminar 'Meluruskan Jalan Sejarah' (di YLBHI) yang ujung-ujungnya meminta TAP MPRS Nomor 25 tahun 1966 untuk dicabut dan PKI boleh hidup lagi," ujar Kivlan saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).

(Baca juga: Dituding Jadi Dalang Pengepungan, Kivlan Zen Akan Laporkan Pihak YLBHI ke Polisi)

Dalam rapat tersebut Kivlan memberikan nasihat agar aksi unjuk rasa dilakukan tanpa membuat kerusuhan. Dia juga melarang massa memasuki halaman kantor YLBHI.

Selain itu, kata Kivlan, dirinya juga meminta agar aksi pada Minggu (17/9/2017) tidak perlu dilakukan. Sebab, pihak kepolisian telah menghentikan seminar peristiwa 1965 di YLBHI pada Sabtu atau sehari sebelumnya.

"Saya datang untuk memberikan nasihat. Tapi nasihat saya jangan lakukan kerusuhan. Jangan masuk di halaman karena akan ada delik hukum. Kalian boleh di pagar tepi jalan. Jangan rusak, jangan lempar kaca. Kalau dipukul, foto yang pukul, berarti mereka yang menyerang," tutur Kivlan.

"Dan kemudian mereka katakan, 'dilanjutkan'. Saya bilang 'Sudahlah, cukup. Karena sudah dihentikan polisi pada Sabtu'," kata mantan Kepala Staf Kostrad ABRI itu.

Kivlan pun membantah telah menjadi auktor intelektual atau dalang peristiwa pengepungan kantor YLBHI. Dia juga menampik kabar bahwa dirinya berada di tengah massa saat pengepungan terjadi.

"Malah saya di Bogor. Kalau saya dituduh pada Minggu kejadian yang ada penyerangan ada kerusuhan di depan LBH, saya tidak berada di sana dan saya tidak merancang untuk menyerang," kata Kivlan.

Sebelumnya Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur, menyebut dua nama yang menurutnya menjadi aktor di balik kericuhan yang terjadi di depan kantor LBH-YLBHI, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017) dini hari.

Salah satunya yakni Mayjen (Purn) Kivlan Zen. Kivlan Zen disebut dalam suatu berita telah memimpin rapat koordinasi pembubaran seminar PKI.

"Nama ini keluar di sebuah web berita diberitakan Kivlan memimpin rapat pengkoordinasi pembubaran PKI. Ini distorsi paling awalnya, menurut saya," kata dia.

Kompas TV YLBHI meyakini penyerbuan kantor LBH Jakarta dilakukan secara terorganisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com