Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Peredaran Obat PCC, Polisi Diminta Usut dari Hulu Ke Hilir

Kompas.com - 16/09/2017, 14:59 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian didorong untuk mengusut kasus peredaran obat jenis PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol) di Kendari, Sulawesi Tenggara dari hulu hingga ke hilir.

Beberapa hal menjadi alasannya. Pertama, Ketua Perhimpunan Magister Hukum Indonesia, Fadli Nasution menuturkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan carisoprodol sebagai obat yang dilarang beredar maupun diproduksi pada 2013.

Namun kenyataannya, obat yang dinyatakan terlarang itu masih bisa ditemukan pada 2017.

"Oleh karena itu, mengandung konsekuensi hukum karena sudah dilarang ternyata masih beredar," kata Fadli dalam sebuah acara diskusi di Menteng, Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

Baca: Obat PCC Sudah Dilarang, Mengapa Masih Beredar?

Kedua, lanjut Fadl, sebanyak sembilan orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Beberapa di antaranya merupakan apoteker dan asisten apoteker.

Mereka merupakan orang-orang terlatih yang memahami kandungan dalam obat. Sebab, masyarakat awam tak mengerti akan bahayanya obat tersebut.

Selain itu, barang bukti yang dikumpulkan ternyata dalam skala kecil, yakni hanya beharga Rp 735 ribu.

Artinya, kata Fadli, penjualan obat tersebut sebetulnya hanya dalam jumlah amat kecil tetapi tak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan dari penyalahgunaan obat itu.

Ia mengkhawatirkan, fenomena yang terjadi di Kendari tersebut hanya merupakan puncak dari gunung es.

"Saya kira harus dari hulu ke hilir. Kerja keras polisi mulai dari pabriknya di mana, yang produksi siapa," tuturnya.

Sebelumnya, kepolisian menangkap sembilan orang yang diduga sebagai penyedia dan pengedar obat ilegal PCC, Somadril, dan Tramadol.

Dua orang di antaranya merupakan apoteker dan asisten apoteker yang bekerja di salah satu apotik di Kendari. 

Baca: BPOM Makassar Sita 29 Ribu Butir PCC yang Akan Diedarkan hingga Papua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com