Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta "Pancasilakan" Para Pejabat dan Politisi

Kompas.com - 07/09/2017, 13:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak meminta upaya penanaman nilai-nilai Pancasila tak hanya dilakukan di lingkungan masyarakat atau ormas.

Ia meminta penanaman nilai-nilai Pancasila juga dilakukan terhadap para pejabat dan politisi.

"Mohon maaf bapak-bapak pejabat di sini, bagi saya yang paling butuh diajari pancasila itu bukan kami-kami, yang paling butuh diajari Pancasila itu kepala daerah, PNS, politisi, itu yang harus diajari Pancasila," kata Dahnil dalam acara diskusi yang digelar Kantor Staf Presiden, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (7/9/2017).

Dahnil menilai, mental para aparatur negara saat ini masih jauh dari nilai-nilai Pancasila. Dahnil memberi contoh saat ia bersama sejumlah masyarakat sipil diminta Komnas HAM menjadi tim penanganan terorisme beberapa bulan lalu.

(Baca:Amien Rais: Pancasila sebagai Ideologi Makin Lama Semakin Hampa)

Dahnil berangkat ke Poso untuk mengevaluasi operasi Tinombala yang dilakukan kepolisian. Saat berdialog dengan warga di sana, mereka justru mengaku tidak merasa terancam dengan kelompok Santoso yang tengah dalam pengejaran polisi.

Masyarakat justru merasa terancam dengan ketidakadilan yang dilakukan pemerintah Poso.

"Bayangkan bantuan-bantuan dari pusat bisa Enggak nyampe sepenuhnya, bantuan-bantuan untuk melakukan, misalnya, bantuan rehabilitasi mantan-mantan kombatan kristen, Islam, banyak yang dipotong," ucap Dahnil.

Dahnil menilai apa yang dilakukan para pejabat daerah di Poso sangat bertentangan dengan nilai keadilan yang ada di Pancasila. Ketidakadilan ini lah yang memunculkan sikap yang anti NKRI.

"Warga yang saya temui itu sampai bilang, 'kalau kami terus dilakukan begini mending kami ikut Santoso dan Basri'. Ketidakadilan ekonomi, ketidakadilan hukum itu melahirkan perlawanan seperti itu," kata dia.

Kompas TV Menggunakan Sosial Media untuk Merajut Keberagaman (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com