Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Nilai Rektor UNJ Lakukan Maladministrasi atas Dugaan Nepotisme

Kompas.com - 04/09/2017, 19:56 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tindakan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Djaali yang mengangkat anggota keluarganya masuk dalam jajaran civitas akademika UNJ dianggap sebagai praktik maladministrasi.

Hal itu diungkapkan Komisioner Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Laode Ida di kantornya, Senin (4/9/2017).

"Apa yang terjadi di UNJ, masuk pada dugaan penyalahgunaan wewenang atau maladministrasi. Tapi nanti kami pelajari dulu dari bukti yang ada," ujar La Ode Ida di kantornya, Jakarta, Senin (4/9/2017).

Selama menjabat rektor, Djaali disebut Ombudsman terbukti mengangkat beberapa anggota keluarganya sebagai dosen atau pejabat kampus, seperti Nurjannah (anak kandung) sebagai kepala Pusat Studi Wanita dan Perlindungan Anak; Baso Maruddani (anak kandung) sebagai Staf Pengelolaa Keuangan UNJ.

Selain itu, Bazzar Ari Mighra (menantunya) sebagai dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK); dan Wahyuningsih (anak kandung) juga sebagai dosen di FIK. 

"Benteng moralitas terakhir ya kampus, kalau rusak ya rusak negeri ini. Kami prihatin dengan kasus UNJ. Ini bukan menjelekkan universitas, tetapi mencoba mengungkap untuk perbaikan, pimpinan harus respek dengan gerakan ini," kata Laode.

Laode pun menyesalkan sikap Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir yang dinilai abai terhadap kondisi salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Tanah Air.

"Beberapa tahun terakhir terjadi demoralisasi. Itu memperihatinkan. Ini benteng terakhir pertahanan integritas dan moralitas cenderung runtuh. Cenderung dibiarkan Kemenristek Dikti. Kenapa melakukan pembiaran seperti ini," ujar Laode.

Hal senada diungkap perwakilan Aliansi Dosen UNJ, Robertus Robet mengatakan bahwa terkesan ada pembiaran dari Menristek Dikti terkait laporan pihaknya soal kondisi UNJ.

"Sudah dilaporkan ke Menristek Dikti, sudah dibentuk juga tim independen. Kami menunggu laporan itu. Kapan itu akan keluar, ini waktunya reformasi dilakukan, reformasi pendidikan tinggi," kata Robet.

"Apalagi, sejumlah dosen UNJ kan juga dipolisikan karena pencemaran nama baik, ini menganggu pekerjaan kami. Di satu sisi ini tidak pantas lembaga akademik menghadapi dosen sendiri dengan melaporkan ke polisi," ucap dia.

Karena itu, Robet berharap ada langkah cepat yang dilakukan oleh Kemenristek Dikti. Sebab, kasus di UNJ hanyalah sebagian kecil dari bobroknya pendidikan tinggi di Indonesia saat ini.

"Ini perlu dilakukan reformasi pendidikan tinggi, yang ada di UNJ juga terjadi banyak di kampus lain. Harus ada tindakan tegas untuk menyudahi tindakan tak pantas," kata dia.

"Kembalikan marwah pendidikan tinggi. Ini momentum untuk memperbaiki karakter perguruan tinggi di Indonesia. Harus cepat dan tegas," tutur Robet.

(Baca juga: Merasa Difitnah Lakukan Nepotisme, Rektor UNJ Lapor ke Polisi)

Diketahui, laporan Aliansi Dosen UNJ kepada Ombudsman merupakan tindak lanjut atas kriminalisasi sejumlah dosen UNJ yang dituduh mencemarkan nama baik menyusul viralnya sebuah akun fan page Facebook bernama "SAVE UNJ".

Halaman:


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com