JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2017).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas mengenai penguatan kerja sama di berbagai bidang, salah satunya dalam pemberantasan terorisme.
Menurut Wiranto, Teo Chee Hean meminta Singapura dilibatkan dalam upaya menanggulangi masalah ISIS di Asia Tenggara, khususnya yang sedang terjadi di Marawi, Filipina Selatan. Sebab, gejolak yang terjadi di Marawi juga memiliki dampak terhadap Singapura.
"Hari ini, kami banyak bicara tentang bagaimana keterlibatan Singapura sebenarnya dalam urusan Marawi," ujar Wiranto saat memberikan keterangan usai pertemuan.
"Singapura merasa ada impact di dalam kegiatan ISIS di Marawi, itu sampai di Singapura. Jamaah Islamiyah dan sebagainya itu, ada juga di Singapura," kata dia.
Di sela pertemuan itu, Teo Chee Hean juga meminta hasil dari Sub Regional Cooperation Meeting on Fighting Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism, di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (29/7/2017) lalu.
Pertemuan tersebut digagas karena adanya kekhawatiran gejolak ISIS di Marawi berpotensi menyebar ke negara-negara lain di sekitar Filipina.
(Baca: Enam Negara Akan Berkumpul di Manado, Bahas Masalah ISIS dan Marawi)
Sejumlah negara hadir di Manado untuk membicarakan persoalan tergejolak di Marawi, yakni Australia, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina.
"Singapura juga minta untuk dapat diberikan satu penjelasan yang selengkap-lengkapnya tentang hasil pertemuan sub regional melawan terorisme di Manado itu. Tadi, sudah saya sampaikan lengkap," kata Wiranto.
Wiranto menjelaskan, langkah dalam mengantisipasi gejolak di Marawi terbagi dalam beberapa aspek, yakni kerja sama siber, perluasan wilayah patroli maritim bersama dan pertukaran informasi.
Selain itu akan dibahas juga mengenai cara-cara menangani warga negara yang bergabung dengan ISIS dan menjadi foreign terrorist fighter (FTF).
(Baca juga: Jokowi: Serangan Terorisme di Marawi Perlu Segera Direspons)