Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zikir di Istana, Jokowi Ajak Para Ulama Syukuri Nikmat Kebinekaan

Kompas.com - 01/08/2017, 20:45 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengajak para ulama untuk mensyukuri nikmat kebinekaan yang sudah diberikan Allah SWT kepada Indonesia. Pesan ini disampaikan Jokowi kepada 1000 ulama yang hadir dalam zikir kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8/2017) malam.

Acara ini digelar dalam rangka memperingati bulan kemerdekaan HUT RI ke-72.

"Melalui peringatan kemerdekaan kita meneguhkan komitmen manjaga persatuan, kerukunan toleransi serta kerja bersama, kerja beriringan antar ulama, umaroh, untuk kemajuan negara kita Indonesia," kata Jokowi.

Jokowi pun berterima kasih kepada para ulama dan umaroh yang sudah bersedia datang ke Istana. Menurut dia, ulama yang hadir tidak hanya berasal dari pulau Jawa, namun dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

"Kita buka kemerdekaan ini dengan mengucap syukur, memanjatkan doa kepada Allah, di hari berbahagia ini, memanjatkan doa bagi pejuang, pendiri bangsa, kyai alim ulama, habib serta tokoh agama dan tokoh daerah yang berjasa besar bagi bangsa Indonesia," kata Jokowi.

 

(Baca: "Baru Kali Ini Ada Acara Zikir di Istana")

Jokowi mengatakan, persatuan, kerukunan dan kerja sama ini lah yang menjadi keunggulan bangsa Indonesia.

Menurut Jokowi, banyak pemimpin negara lain kagum dengan kebinekaan Indonesia yang berlandaskan Pancasila.

"Mereka kagum karena tahu nikmat hidup dalam toleransi dan kedamaian. Oleh karena itu, kita wajib syukuri nikmat Allah dengan bekerja keras, bersyukur, berdoa dan berzikir," ucap Jokowi.

Usai Jokowi menyampaikan sambutan, pembacaan zikir pun dimulai.

Jokowi turut mengikuti alunan zikir, bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Ketua MUI Ma'ruf Amin.

Kompas TV Menanti Ujung Konflik Internal PPP (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com