JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, lima warga negara Indonesia yang ditangkap bersama lebih dari 100 WN China dan Taiwan berperan sebagai pendukung.
Belum diketahui apakah mereka terlibat langsung dalam aksi penipuan dan pemerasan.
Dari keterangan sementara, mereka membantu operasional para pelaku.
"Sebagai sopir, sebagai penunjuk jalan, beli peralatan kecil-kecil di toko elektronik, dan bantu dalam rumah tangga," ujar Rikwanto, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/7/2017).
Hingga saat ini, kelima WNI itu masih dimintai keterangan ihwal keterkaitannya dengan para pelaku.
Baca: 92 WNA Tersangka Kejahatan Siber Raup Rp 5,9 Triliun dari Korbannya
Sebanyak 153 orang yang terdiri dari WNI, WN China, dan WN Taiwan ditangkap di Bali, Surabaya, dan Jakarta.
Rikwanto menduga, masih ada pelaku lain dalam sindikat tersebut.
"Itu sementara yang bisa kami dapatkan dari laporan mereka. Diduga masih ada lagi," kata Rikwanto.
Sindikat penipuan transnasional itu diketahui telah beroperasi sejak awal tahun ini.
Korbannya adalah warga negara China dengan modus berpura-pura sebagai aparat penegak hukum.
Pelaku meyakinkan para korban bahwa mereka tersandung kasus kriminal.
Bagian dari komplotan penipu ini ada yang berpura-pura sebagai polisi, jaksa, hingga hakim untuk menguatkan cerita bahwa korbannya benar terkena kasus.
Kemudian, ada beberapa orang dalam komplotan itu yang kemudian berperan sebagai calo penyelesaian perkara, dengan meminta sejumlah uang dari korban.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.