Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diminta Usut Penembakan Kapal Nelayan Vietnam

Kompas.com - 29/07/2017, 19:30 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


HANOI, KOMPAS.COM –
Pemerintah Vietnam meminta Indonesia mengusut penembakan oleh TNI Angkatan Laut (AL) Indonesia ke sejumlah nelayan Vietnam di Laut China Selatan yang menurut laporan setempat melukai dua orang nelayan.

"Vietnam sangat prihatin dengan kejadian ini dan mengusulkan agar Indonesia segera menyelidiki dan mengklarifikasi kejadian tersebut. Lalu, menginformasikan hasilnya kepada Vietnam,” kata Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh seperti di kutip Reuters pada Jumat (28/7/2017).

Vietnam pun, lanjut Minh, berharap agar kejadian tersebut tidak terulang. Minh mengaku telah menelpon langsung Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi untuk menyatakan kejadian ini adalah sangat serius.

Kata dia, penembakan itu  tidak mencerminkan hubungan kemitraan strategis antara Vietnam dan Indonesia.

Baca: Beri Tembakan Peringatan ke Udara, TNI AL Bantah Lukai Nelayan Vietnam

Sebelumnya, komite pencarian dan penyelamatan laut provinsi Binh Dinh di situs resminya mengatakan, angkatan laut Indonesia telah menembak dan melukai nelayan Vietnam pada Sabtu malam (22/7/2017).

“Ketika peristiwa itu terjadi, perahu nelayan tersebut berjarak sekitar 132 mil laut tenggara dari pulau Con Dao,” tulis laman tersebut pada Minggu (23/7/2017).

Ilegal fishing

Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi membenarkan, TNI AL telah melakukan penembakan kepada nelayan Vietnam. Upaya itu dilakukan guna mengusir nelayan asing yang ingin memasuki dan mengambil ikan di Perairan Laut Natuna Selatan.

"Iya, ada enam (kapal nelayan) kalau enggak salah. Tapi, tembakan itu hanya bersifat peringatan, bukan ke kapal sehingga tidak ada yang luka," ujar Ade, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, seperti dimuat Kompas.com Selasa (25/7/2017).

Adapun kapal-kapal nelayan ilegal, kata dia, sudah diamankan TNI AL, tepatnya oleh personel Komando Armabar. Kapal tersebut sedang diproses dan diselidiki sesuai undang-undang yang berlaku.

Sementara itu, menteri luar negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan kepada Reuters bahwa penangkapan ikan ilegal yang melibatkan nelayan Vietnam telah menjadi isu jangka panjang kedua negara.

Menurut Retno, kedua negara akan bertemu di Manilla, Filipina pada bulan depan dalam sebuah forum regional untuk membahas masalah itu. Salah masalah yang ingin diselesaikan adalah mengenai zone ekonomi eksklusif masing-masing negara di Laut China Selatan. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Moeldoko: Tapera Tidak untuk Biayai Makan Siang Gratis, Apalagi IKN

Moeldoko: Tapera Tidak untuk Biayai Makan Siang Gratis, Apalagi IKN

Nasional
Projo Bakal Komunikasikan Dukungannya untuk Calon Kepala Daerah ke Jokowi dan Prabowo

Projo Bakal Komunikasikan Dukungannya untuk Calon Kepala Daerah ke Jokowi dan Prabowo

Nasional
Pilkada 2024, Projo Dukung Bobby, Khofifah, dan Airin karena Selaras Prabowo-Gibran

Pilkada 2024, Projo Dukung Bobby, Khofifah, dan Airin karena Selaras Prabowo-Gibran

Nasional
Budi Djiwandono Batal Maju Pilkada DKI, Demokrat: Jakarta Butuh Kepala Daerah Berpengalaman

Budi Djiwandono Batal Maju Pilkada DKI, Demokrat: Jakarta Butuh Kepala Daerah Berpengalaman

Nasional
Saat Jokowi Ajak Warga Riau Makan Siang Bersama Usai Shalat Jumat

Saat Jokowi Ajak Warga Riau Makan Siang Bersama Usai Shalat Jumat

Nasional
Tingkatkan SDM dan Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Ikutkan Peserta Didik dalam MBKM

Tingkatkan SDM dan Dukung Ekonomi Biru, Kementerian KP Ikutkan Peserta Didik dalam MBKM

Nasional
22 Jemaah yang Berhaji Tanpa Visa Resmi Dideportasi, 10 Tahun Tak Boleh ke Saudi

22 Jemaah yang Berhaji Tanpa Visa Resmi Dideportasi, 10 Tahun Tak Boleh ke Saudi

Nasional
Temui Sri Mulyani, Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Komitmen Jaga Fiskal

Temui Sri Mulyani, Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Komitmen Jaga Fiskal

Nasional
Ketua Pembina Yayasan Tolak Universitas Trisakti Jadi PTN-BH

Ketua Pembina Yayasan Tolak Universitas Trisakti Jadi PTN-BH

Nasional
Pansel Buka Pendaftaran Capim KPK mulai 26 Juni sampai 15 Juli 2024

Pansel Buka Pendaftaran Capim KPK mulai 26 Juni sampai 15 Juli 2024

Nasional
KPK Kembali Periksa Seorang Mahasiswa Terkait Korupsi Harun Masiku

KPK Kembali Periksa Seorang Mahasiswa Terkait Korupsi Harun Masiku

Nasional
Polri Tangkap Buronan Nomor 1 Thailand di Bali

Polri Tangkap Buronan Nomor 1 Thailand di Bali

Nasional
Moeldoko Sebut Tapera Akan Diawasi Komite untuk Cegah Korupsi

Moeldoko Sebut Tapera Akan Diawasi Komite untuk Cegah Korupsi

Nasional
Tak Disanksi, Anggota Densus 88 Diduga Diperintah Atasan Buntuti Jampidsus

Tak Disanksi, Anggota Densus 88 Diduga Diperintah Atasan Buntuti Jampidsus

Nasional
Punya Keterbatasan Melihat, Ustaz Ini Dedikasikan Hidupnya Mengajar Anak-anak Selama 19 Tahun

Punya Keterbatasan Melihat, Ustaz Ini Dedikasikan Hidupnya Mengajar Anak-anak Selama 19 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com