JAKARTA, KOMPAS.com - Nasi goreng menjadi sajian pada pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partak Gerindra, Prabowo Subianto di kediaman SBY, Puri Cikeas, Jawa Barat, Kamis (27/7/2017) malam.
Ternyata, menu nasi goreng sudah menjadi langganan SBY sejak 2009.
Setiap ada acara, SBY kerap mengundang pedagang nasi goreng ke kediamannya.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan bahkan menyebut pertemuan SBY-Prabowo sebagai "diplomasi nasi goreng".
"Saya bilang 'diplomasi nasi goreng'. Nasi goreng itu kan sangat merakyat dan ini juga biasa jualan di pinggir jalan juga," ujar Hinca, Kamis.
Baca: Nasi Goreng di Pertemuan SBY-Prabowo Langganan SBY Sejak 2009
Rasa dari nasi goreng langganan SBY itu juga diakui Prabowo.
Menurut dia, nasi goreng yang disajikan SBY lebih enak daripada nasi goreng yang dijajakan di dekat kediamannya di Hambalang.
"Intel (intelijen) Pak SBY masih kuat. Beliau tahu kelemahan Prabowo itu nasi goreng. Asal dikasih nasi goreng, Prabowo setuju saja," selorohnya.
SBY bukan tokoh politik yang pertama kali menjadikan menu nasi goreng sebagai sajian utama dalam pertemuan politiknya.
Prabowo dan nasi goreng
Ada pula beberapa cerita dari Prabowo dan menu nasi goreng pada beberapa momentum politik.
Misalnya, pada pertemuan Prabowo dan Presiden Joko Widodo di kediaman Prabowo di Hambalang, Oktober 2016 lalu.
Selain berkuda bersama, dua rival pilpres 2014 itu juga menyantap nasi goreng.
Baca: Diplomasi Nasi Goreng, Cara SBY Menyambut Prabowo di Cikeas
Pertemuan keduanya terlihat lebih cair.
Cerita soal nasi goreng juga muncul setelah Prabowo menunjuk Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Pada Pilpres 2014, Anies menjadi juru bicara Jokowi, yang merupakan lawan politik Prabowo.
Prabowo memilih Anies sebagai cagub pada detik-detik terakhir penutupan pendaftaran pasangan cagub-cawagub DKI.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya menyesal tak sejak dulu mengajak Anies makan nasi goreng bersama di Hambalang.
"Karena saya yakin, setelah Anies Bawedan makan nasi goreng saya di Hambalang, pasti dia sayang sama saya," kata Prabowo.
Jokowi-JK dan nasi goreng
Pada 2014, penunjukan Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden pendamping Jokowi juga diputuskan dalam suasana santai sambil menikmati hidangan sarapan di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat.
Menu nasi goreng kembali menjadi pilihan dalam momentum politik yang sangat penting tersebut.
"Pagi tadi, sambil makan nasi goreng mendiskusikan kembali pembahasan semalam yang cukup panjang hari ini Pak Jokowi akan langsung ke Gedung Joang, mendeklarasikan cawapres dan kembali ke Teuku Ukar untuk memperkenalkan sambil makan siang bersama, Nasi Liwet khas Solo atau Coto Makassar," ujar Tjahjo Kumolo, yang saat itu menjabat Sekjen PDI Perjuangan.
Ada pula kisah nasi goreng saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih menjabat Presiden RI didampingi Megawati Soekarnoputri sebagai wakilnya.
Kala itu, menu nasi goreng juga menjadi kunci.
Megawati mengungkapkan, keduanya sempat "berantem".
Pada momentum seperti itu, Megawati seringkali tidak mau bertemu Gus Dur. Namun, pertengkaran keduanya biasanya tak berlangsung lama.
Gus Dur selalu berinisiatif untuk mengajak berdamai, dengan datang ke rumah Megawati.
"Nanti telepon, 'Mbak, lagi opo?' 'Di rumah, Mas'. 'Bikinkan saya nasi goreng ya saya sudah di depan pintu rumah'. Kalau baikan begitu. Lah saya terpaksa toh bikin nasi goreng," ucap Megawati.
Nasi goreng simbol rakyat
Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, nasi goreng mencitrakan bahwa para tokoh-tokoh politik tersebut juga senang makan nasi goreng.
Dalam konteks pertemuan SBY-Prabowo, selorohan Prabowo soal SBY dan nasi goreng mampu mencairkan suasana.
"Bahkan justru jadi membuat suasana cair karena jadi bercanda, ketawa-ketawa. Sebelumnya tidak seperti itu," kata Hendri.
Pada pertemuan tersebut, baik SBY maupun Prabowo sama-sama tak kehilangan gaya komunikasi khasnya masing-masing.
Selain itu, menurut Hendri, nasi goreng merupakan makanan yang aman dan bisa dimakan semua orang.
Secara momentum, malam hari juga merupakan waktu yang tepat untuk menyantap nasi goreng.
"Nasi goreng bisa diterima. Enggak beresiko. Kalau kasih pepes ikan bakar itu kan beresiko, mungkin orang enggak makan itu," kata Hendri.