Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Gali Informasi Polri soal Polemik Penanganan Kasus Beras

Kompas.com - 27/07/2017, 14:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI mengundang Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto dan Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya dalam diskusi tertutup terkait penanganan kasus dugaan kecurangan produksi beras oleh PT Indo Beras Unggul (IBU).

 

Diskusi berlangsung di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Kamis (27/7/2017).

Komisioner Ombudsman Alamsyah Saragih mengatakan, pihaknya menduga ada potensi dugaan maladministrasi dalam proses hukum, mulai dari penggerebekan hingga penyampaian informasi ke publik.

"Pendalaman dilakukan untuk melahirkan rekomendasi agar ada perbaikan instansi pemerintah," ujar Alamsyah.

Baca: Ombudsman Dalami Dugaan Maladministrasi Pengusutan Kasus Beras PT IBU

Pertama, Ombudsman menelisik adanya informasi yang simpang siur yang disampaikan Polri kepada publik.

Ia menduga, kemungkinan ada data yang tidak akurat dan informasi yang tidak konsisten sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.

Selain itu, Ombudsman juga akan mendalami apakah lembaga pengawas yang ada melakukan fungsinya dengan baik.

"Kami akan lakukan audit regulasi terkait penetapan harga dan program serta regulasi lain untuk memastikan regulasi dikeluarkan secara wajar atau prematur atau ada kepentingan," kata Alamsyah.

Ombudsman juga akan mendalami apakah pembentukan regulasi yamg ada sudah melibatkan stakeholder terkait.

Baca: Penjelasan Polisi soal Kecurangan PT IBU dalam Produksi Beras

Sebab, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47 Tahun 2017, yang menjadi landasan pengusutan kasus beras ini, baru dikeluarkan beberapa hari sebelum gudang PT IBU digerebek.

Oleh karena itum, Ombudsman juga mengundang Kementeriane Pwrtanian, Kementerian Perdagangan, hingga KPPU.

Alamsyah meminta masyarakat tidak perlu panik dengan pemberitaan yang simpang siur tersebut.

"Kami sampaikan juga ke polisi, silakan lakukan penyidikan, jalan terus. Yang beli beras tetap beli, yang produksi jangan ancam mogok," kata Alamsyah.

Sementara itu, Ari Dono menyatakan, munculnya kasus ini karena ada temuan harga beras yang melebihi harga beras pada umumnya.

Tak hanya itu, ada penggiling yang tidak mendapat pasokan gabah karena petani tidak mau memasok dalam jumlah banyak.

Setelah dilakukan uji laboratorium, ternyata kandungan gizinya tidak sesuai dengan yang tertera pada kemasan.

"Dari situ kami lanjutkan kegiatan pada penyelidikan. Kami temukan dua bukti permulaan, ada dugaan peristiwa pidana, kami jadikan penyidikan. Masalah harga dan hasil uji lab itu," kata Ari.

Saat ini, penyidik belum menetapkan tersangka. Proses penyidikan masih fokus pada pemeriksaan saksi, mulai dari petani, penggiling, PT IBU, hingga ritel. 

Kompas TV Perusahaan ini diduga mengendalikan harga, sehingga bisa menguasai pasar penjualan beras.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com