Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Teroris: Saya Berutang kepada Para Korban Teror...

Kompas.com - 24/07/2017, 07:26 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

Kompas TV Pengakuan Seorang Mantan Teroris

Pada awal 2010, Kurnia pergi ke Aceh untuk mengikuti pelatihan militer yang diadakan oleh Dulmatin. Kurnia mengatakan saat itu Dulmatin membutuhkan personel untuk melaksanakan jihad di Aceh.

Usai menjalani pelatihan, Kurnia kembali ke Bandung. Tak lama, dia mendapat kabar seorang teman seperjuangannya tewas ditembak aparat dalam sebuah penyergapan.

Rasa dendam membuatnya merencanakan aksi teror bom ke Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, sekaligus bermaksud membebaskan teroris lain yang ditahan di sana. Nahas, Kurnia tertangkap sebelum melancarkan aksinya.

Polisi berhasil membekuknya di daerah Cibiru, Bandung, sekitar akhir 2010. Akibat perbuatannya itu Kurnia divonis enam tahun penjara.

"Saya mencoba membalas dendam, melakukan perlawanan dengan membuat bom, tapi tertangkap di Padalarang," tuturnya.

Kampanye damai kehidupan

Di penjara membuat Kurnia perlahan menyadari kesalahannya. Kurnia sempat menjadi tahanan di Polda Metro Jaya dan mendekam di LP Cipinang. Selama di balik jeruji dia banyak berkomunikasi dengan tokoh-tokoh Islam moderat.

Dalam beberapa kesempatan, Kurnia juga bertemu dengan keluarga korban terorisme. Rasa empatinya muncul saat mendengarkan kesaksian para keluarga korban.

"Pertemuan saya dengan ustad-ustad senior di penjara yang lebih alim dalam ilmu agama membuat saya berpikir ulang tentang keyakinan yang dulu saya anut," kata Kurnia.

"Saya banyak belajar selama berada di dalam penjara. Saat bertemu dengan keluarga korban pada suatu acara, muncul rasa empati saya," lanjut dia. 

(Baca: Cerita Mantan Teroris Gagal Kerja Ojek "Online" akibat Stigma...)

Tahun 2014, Kurnia mendapat status bebas bersyarat. Setelah keluar dari penjara, Kurnia bergabung dengan organisasi Aliansi Indonesia Damai (AIDA) dan aktif mengkampanyekan perdamaian.

Dalam sebuah artikel di website AIDA, dia mengungkapkan sering terlibat dalam berbagai kegiatan kampanye damai di sekolah-sekolah dan pelatihan tim perdamaian AIDA.

Momen yang tak pernah ia lupa adalah saat bertemu dengan seorang korban aksi terorisme di sebuah acara kampanye damai. Saat itu dia merasa apa yang pernah dia lakukan justru menimbulkan penderitaan bagi orang lain.

"Terus terang saya larut dalam kesedihan. Saya mendengarkan bagaimana penderitaan mereka yang timbul dari aksi terorisme. Mata saya sampai berkaca-kaca mendengar kisah mereka. Saya langsung meminta maaf kepadanya meskipun saya sendiri tidak terlibat dalam aksi teror yang mengenai mereka," kata Kurnia.

"Saya merasa punya utang kepada para korban karena saya pernah mengajarkan orang-orang cara membuat bom. Saya punya tanggung jawab untuk mencegah penyebaran paham dan ajaran seperti yang saya yakini dulu," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com