Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN: Masih Ada Jaringan Narkoba yang Lebih Besar dan Masih Lolos

Kompas.com - 14/07/2017, 15:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso mengatakan, pengungkapan penyelundupan 1 ton sabu dari China ke sejumlah daerah di Indonesia berdasarkan koordinasi Badan Narkotika Daerah Banten dan Polri. Barang bukti tersebut terbilang besar dibandingkan kasus-kasus lain yang sudah terungkap.

Namun, menurut Budi, masih ada jaringan narkoba lain dengan total barang bukti yang lebih besar dibandingkan kasus tersebut.

"Ada yang lebih besar lagi. Yang lolos lebih besar dari itu," ujar Budi di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/7/2017).

Berdasarkan pemantauan, jaringan tersebut akan masuk ke pulau Jawa. Untuk mencegah jaringan tersebut masuk ke Indonesia, kata Budi, maka perlu dibangun sinergitas yang kuat dalam pengawasan.

(Baca: 1 Ton Sabu yang Diselundupkan dari China Senilai Rp 2 Triliun)

Segenap lementerian dan lembaga diminta terlibat untuk memerangi narkoba, termasuk masyarakat. Sebab, jaringan narkoba internasional memiliki kekuatan yang besar untuk mengedarkan barang haram, bahkan bisa dengan mudah masuk lewat pintu-pintu "tikus".

"Karena teknologi yang mereka miliki lebih hebat dari teknologi yang kita miliki," kata Budi.

Beberapa jaringan internasional kelas kakap bahkan menggunakan alat komunikasi khusus untuk memantau pergerakan petugas keamanan. Budi mengatakan, pengedar tersebut tahu jika polisi melakukan penyadapan.

Jika menemukan celah untuk masuk, saat itu juga mereka mengedarkan narkoba ke Indonesia.

"Jaringan ini beberapa kali dia akan masuk ke beberapa daerah, tapi tidak jadi karena dia tahu kita ada di sini," kata Budi.

"Mereka mengikuti kita juga," lanjut dia.

(Baca: Akan Diedarkan ke Mana Sabu 1 Ton dari China?)

Sebelumnya, operasi penyelundupan narkoba dilakukan di tepi pantai dekat Hotel Mandalika, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang Kamis (13/7/2017) dini hari. Pihak kepolisian memperkirakan barang bukti sabu sebanyak 1 ton dari China yang diamankan di Anyer, Serang, Banten, setara dengan Rp 2 triliun.

Sabu tersebut dibawa ke Indonesia melalui jalur laut menggunakan kapal besar dan kemudian dilanjutkan dibawa dengan kapal kecil.

Ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka, seluruhnya warga negara China. Mereka adalah Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yung Li. Adapun Lin Ming Hui tewas saat akan ditangkap, sedangkan Hsu Yung Li lolos dari penyergapan dan kini berstatus buron.

Kompas TV Polda Metro Jaya Sita 1 Ton Sabu, 4 WNA Ditangkap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com