Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pemerintah Harus Hati-hati Sebelum Libatkan TNI di Filipina

Kompas.com - 27/06/2017, 17:35 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Militer Mufti Makarim menyarankan pemerintah mempertimbangkan matang-matang jika ingin membantu Pemerintah Filipina dalam menanggulangi kelompok militan pro-ISIS.

Sebab, lanjut Mufti, bantuan TNI tersebut akan memicu timbulnya reaksi jaringan ISIS yang berada di Indonesia.

Baca: Ketua MPR Dukung jika TNI Diminta Terlibat Lawan ISIS di Filipina

"Ya Pemerintah harus berhati-hati dalam memutuskan keterlibatan TNI di Filipina, karena Indonesia juga punya ancaman keamanan dalam negeri juga yang harus diperhitungkan efeknya jika ikut terlibat di sana," ujar Mufti saat dihubungi, Selasa (27/6/2017).

Menurut Mufti, kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian Pemerintah. Sebab, beberapa waktu belakangan, sebelum muncul kabar terkait bantuan TNI ke Filipina, ISIS sudah menunjukkan ancamannya.

Salah satunya, teror bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu 24 Mei 2017 malam.

Contoh lain adalah serangan di Mapolda Sumut pada Minggu (25/6/2017) pada pukul 03.00 WIB.

Sehingga, jika TNI akan dilibatkan di Filipina maka Pemerintah harus siap dengan meminta Polri memperketat pengawasan di dalam negeri.

"Pendukung ISIS ada, mereka yang menjadi pelaku bom Kampung Melayu atau serangan polisi di Medan, itu termasuk," kata Mufti yang juga anggota dewan direksi Lokataru Law and Human Rights Office tersebut.

Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan setuju dengan rencana untuk melibatkan TNI di Filipina.

Sebagai negara sahabat dan sesama anggota ASEAN, menurut Zulkifli, Indonesia harus membantu Filipina.

"Saya setuju, setuju kita. Kalau diminta. Tentu kehormatan kalau diminta," kata Zulkifli saat ditemui di acara open house yang digelar di rumah dinasnya di kawasan Widya Candra, Senayan, Jakarta, Minggu (25/6/2017).

Baca: Ini yang Akan Dilakukan TNI Terkait Teror ISIS di Marawi

Sedangkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan, Indonesia akan menjalin kerja sama terlebih dulu dengan Australia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina terkait bantuan itu.

"Indonesia akan melakukan koordinasi dengan lima negara itu, koordinasi multilateral untuk mem-back up Filipina dalam rangka menghabisi basis ISIS di sana," ujar Wiranto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (13/6/2017). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com