Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panggilan Tugas Membuat Kombes Hery Tak Merasakan Mudik Lebaran...

Kompas.com - 23/06/2017, 18:04 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti anggota polisi lainnya, Hery Sutrisman merasa kesulitan untuk merasakan mudik Lebaran. Maklum, saat Lebaran, Polri menerapkan status siaga 1, sehingga anggotanya tidak bisa mengambil cuti.

Bukan cuma tahun ini tidak merasakan mudik Lebaran. Selama 26 tahun mengabdi di insititusi seragam cokelat itu, Hery menghitung baru dua kali dia pulang mudik.

"Saya mudik berarti baru dua kali, saat sekolah Sespim (Sekolah Staf dan Pimpinan) dan Sespimti (Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi)," cerita Hery, saat ditemui Kompas.com di NTMC Polri, Cawang, Jakarta, Jumat (23/6/2017).

Panggilan tugas membuat dia akhirnya terbiasa tidak merasakan mudik. Saat ini, dia mendapat tugas sebagai Kepala Posko Pusat Operasi Ramadiniya 2017, di National Traffic Management Centre (NTMC) Polri.

Pria berpangkat Komisaris Besar itu bertanggung jawab memantau sekaligus mengetahui kondisi lalu lintas mudik di seluruh Indonesia, lewat 430 CCTV yang terkoneksi dengan NTMC.

Pemantauan dilakukan khususnya di jalur prioritas seperti di Jawa, Bali dan Lampung, yang merupakan rute padat pemudik. Lewat layar besar di NTMC, dia bisa melihat kondisi lalu lintas mudik di banyak titik.

Kombes Hery juga sekaligus memantau hasil pengamatan dari 42 drone yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jakarta. Begitu ada kemacetan terlihat di layar, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan petugas di lapangan.

"Seandainya kayak tadi di Mangkang macet, kami langsung mintakan tolong drone dinaikkan, kita bisa tahu simpul kemacetan di mana. Begitu tahu, tim urai yang pakai sepeda motor ke lokasi urai. Itu malah jauh efektif," ujar Kombes Hery.

Tugas lain pihaknya yakni melakukan video conference dengan pos polisi di daerah yang punya fasilitas ini. Lewat media tersebut, pihaknya membantu petugas di daerah untuk memberi solusi atas kemacetan di jalur mudik.

"Kami bisa tanya permalahannya, kami kasih solusi. Kalau butuh bantuan personel, kami dorong," ujar Hery.

Tugas itu membuat dia harus siaga 1x24 jam selama 14 hari operasi selama Lebaran. Ia pun memimpin tiga shift sehari, dan setiap shift terdapat 23 orang.

Hery merasa tak perlu mengeluh dengan kondisi ini. Apalagi dia merasa digaji dari uang rakyat. Dalam hal suka duka, sukanya ialah dia bisa berkontribusi melayani masyarakat yang mudik Lebaran.

Jika masyarakat yang mudik terlayani baik, dan dia bisa turut melaksanakan tugas pimpinan untuk menyukseskan mudik, Hery merasa itu sudah memuaskannya. Walaupun dukanya, ia kadang kurang tidur atau kecapaian, terlebih tiga hari belakangan.

"Asal masyarakat terlayani, kecelakaan berkurang, senyuman masyarakat itu sudah kebahagiaan kita," ujar Hery.

(Baca juga: Mudik dengan Onthel, Perjuangan Tiga Santri Bertemu Orangtua)

 

Terpisah dengan keluarga

Hery sendiri dengan istri dan tiga anaknya tinggal terpisah jarak. Dia tinggal di guest house Korlantas di Cawang. Sementara Istri dan anaknya tinggal di Yogyakarta.

Namun, keluarganya menyesuaikan dengan pekerjaan Hery. Di mana pun Hery berdinas, biasanya istri dan anak yang datang mengunjunginya saat Lebaran.

Menjelang hari-H Lebaran ini, istri dan anaknya sudah di Jakarta. Mereka sama-sama tinggal di guest house Korlantas. Sehingga meski tidak mudik, Hery tetap bisa berkumpul bersama keluarga.

"Sekarang keluarga ke sini, ya nanti bisa shalat Ied bareng. Habis itu makan di warung karena di guest house enggak bisa masak. Habis itu berangkat kerja lagi," ujar Hery.

(Baca juga: Rasa Mudik Raya Kita)

Kompas TV Momen Lebaran Jadi Faktor Penggerak Ekonomi Nasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com