Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pesan Ketua MK untuk DPR jika Buntu dalam Pengambilan Keputusan

Kompas.com - 21/06/2017, 22:22 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat bercerita soal cara para hakim konstitusi memutus perkara.

Kata Arief, mereka selalu memulainya dengan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

"Konstitusi kita adalah konstitusi yang berketuhanan, bukan konstitusi yang sekuler," kata Arief, dalam sambutannya pada acara Haul ke-47 Bung Karno sekaligus peluncuran buku 'Bung Karno, Islam, dan Pancasila', di Gedung Nusantara IV DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/6/2017).

"Oleh karena itu saya selalu katakan, di MK sembilan orang hakim kalau mau memutus, putusannya keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa," lanjut dia.

Ia menyebutkan, hakim-hakim konstitusi yang memeluk agama Islam, selain Arief yakni Aswanto, Wahiduddin Adams, Suhartoyo, dan Anwar Usman.

Baca: RUU Pemilu "Deadlock", Ketum Parpol Akan Kembali Bertemu

Adapun I Dewa Gede Palguna berdoa menurut agama Hindu, Maria Farida Indrati menurut agama Katolik, sedangkan Mahanan Sitompul menurut agama Kristen.

"Sehingga kami betul-betul memutus disinari oleh sinar ketuhanan," ujar dia.

Arief kemudian menyinggung soal pengambilan keputusan di parlemen. Jika ada kebuntuan, kata dia, maka berdoa adalah jalan yang harus ditempuh.

"Nah saya mohon, di lembaga ini kalau mengalami hal-hal yang deadlockmulai lah kita

Kompas TV Lantas seperti apa hasil dari rapat pembahasan RUU pemilu yang digelar?


kembali ke Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga betul-betul bangsa ini disinari oleh sinar ketuhanan. Karena konstitusi kita begitu," kata Arief.

Namun, Arief tak merinci perihal kebuntuan atau "deadlock" yang dimaksudnya.

Sementara, di DPR saat ini, salah satu isu yang tengah ramai diperbincangkan adalah mengenai Rancangan Undang-Undang Pemilu (RUU Pemilu).

Lima isu krusial dalam RUU Pemilu mengalami deadlock dan belum diputuskan hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com