Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Problem Serius di Balik Pesawat yang Gagal Mendarat di Cengkareng

Kompas.com - 20/06/2017, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

PADA bulan puasa ini setidaknya ada dua teman saya bercerita tentang pengalamannya yang "mengerikan" saat akan mendarat di Bandara Soekarno Hatta International Airport (SHIA) Cengkareng.

Hari ini Kompas.com menurunkan berita yang sama tentang pengalaman seorang penumpang yang ketakutan saat pesawat membatalkan pendaratan dan naik kembali.

Mengenai hal ini sebenarnya saya sudah menurunkan tulisan di koran Kompas pada tanggal 19 Nopember 2011 halaman 1 dengan judul "Bom Waktu di SHIA".

Pada intinya adalah dunia penerbangan Indonesia sejak tahun 2000-an yang pertumbuhan penumpangnya sangat pesat ternyata tidak diikuti dengan baik oleh ketersediaan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia bidang penerbangan.

Khusus mengenai banyaknya cerita yang dramatis tentang pengalaman penumpang saat pesawat terbang membatalkan pendaratan, maka dapat ditengarai sebagai akibat dari padatnya traffic penerbangan di SHIA.

Realitanya di Jakarta ini traffic padat untuk take off dan landing tidak hanya terjadi di SHIA akan tetapi juga di Halim Perdanakusuma. Kepadatan traffic pesawat terbang yang sudah terjadi pada era 10 tahun belakangan ini harus diakui belum dapat diatasi dengan baik, walau sudah terlihat upaya yang cukup serius yang dilakukan.

Solusi yang diterapkan belum menyentuh benar pada akar masalah. Traffic yang sudah terlanjur padat sekali di SHIA dipindahkan begitu saja ke Halim yang akibatnya justru keduanya kini menjadi mengalami kepadatan traffic yang luar biasa.

Sekali lagi sepertinya terlihat pertumbuhan penumpang dikelola tanpa imbangan yang memadai dari ketersediaan unsur pendukung penerbangan sipil komersial berupa infrastruktur dan SDM.

Sekadar contoh sedikit analisis tentang traffic di SHIA. Jarak minimum antara dua pesawat yang akan take off dan/atau landing adalah 5 Nautical Miles (Nm).

Kecepatan atau speed pesawat terbang saat akan mendarat lebih kurang 150 Knots. Dengan demikian maka rata-rata separasi jarak 5 Nm tersebut akan membutuhkan waktu kurang lebih 2 menit.

Itu berarti setiap runway (RWY) akan dapat melayani dengan aman 30 pesawat take off / landing dalam satu jam. Karena di SHIA terdapat 2 buah RWY, maka pesawat yang dapat dilayani adalah sebanyak 60 pesawat take off dan/atau landing dalam satu jam.  Ini adalah ukuran baku atau standar yang memenuhi "safety factor " di SHIA.

Dengan memperhitungkan penanggulangan bila terjadi emergency, keadaan darurat dan penerbangan yang tidak terjadwal serta pertimbangan cuaca, maka sebaiknya angka 60 itu dikurangi 10 persen agar tidak terjadi kesemrawutan bila muncul hal yang tidak diperhitungkan sebelumnya.

Dari hitung-hitungan seperti itu, maka diperoleh angka lebih kurang 54 atau 56 gerakan take off/ landing pesawat terbang di SHIA. Ini adalah perhitungan kira-kira yang mengacu kepada hitungan baku atau standar keamanan terbang yang dapat dilakukan di SHIA dengan fasilitas 2 RWY dan ketersediaan SDM ATC (Air Traffic Controller) yang ada.

Konon di Changi, mereka mengelola kapasitas RWY sekitar 28 gerakan per jam, jadi untuk 2 RWY dengan mempertahankan alur dua menit separasi, mereka dapat melayani 56 take off / landing dalam satu jam.

Khusus di SHIA, karena pertumbuhan penumpang yang dikelola terus menanjak, maka diusahakan untuk dapat meniru Heathrow yang mampu melayani hingga 40 take off / landing setiap jamnya yang berarti dapat memfasilitasi 80 take off / landing dengan 2 RWY yang tersedia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com