Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Sebut Perlu Perencanaan Akurat untuk Lawan ISIS

Kompas.com - 19/06/2017, 21:20 WIB

TARAKAN, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan, perlu perencanaan akurat dan terpadu di tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk menangkal ISIS.

Menhan mengatakan hal itu di sela-sela peresmian kegiatan Patroli Maritim Terkoordinasi Trilateral atau "Trilateral Maritime Patrol Indomalphi", di atas Kapal TNI Angkatan Laut KRI dr Suharso-990, di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6/2017).

Ryamizard menyebutkan, ISIS sudah mulai mendirikan negara Islam seperti layaknya Irak dan Suriah di Indonesia, Malaysia dan Filipina. Oleh karena itu, tindakan sesegera mungkin perlu dilakukan agar konflik yang terjadi di Timur Tengah tak terjadi di Asia Tenggara. 

"Sebelum rencana besar tersebut dilakukan, kita harus mendahului kegiatan mereka dengan perencanaan yang akurat dan terpadu ke depan," kata Menhan.

Ia mengaku prihatin dengan kondisi di Marawi, Filipina. Indonesia akan mendukung semua tindakan dan langkah yang diambil oleh militer Filipina dalam membasmi teror di Marawi.

"Terorisme dengan alasan apapun adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan. Kita harus lawan dan hancurkan (terorisme). Aksi teror yang bersifat semakin dinamis dan lingkupnya makin luas membentuk aksi terorisme yang transnasional. Maka, perlu penanganan yang transnasional dan terkoordinasi," ucapnya.

(Baca: Militan ISIS Lari dari Marawi, Membaur dengan Pengungsi di Kota Lain)

Saat ini, tambah Menhan, terdapat 22 kelompok ISIS di Filipina, dengan lima di antaranya merupakan kelompok terkuat.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pun mengapresiasi Angkatan Bersenjata Filipina atau Armed Forces of the Philippines (AFP) atas kerja keras AFP dalam meredam teror ISIS di Marawi, Filipina.

"Dalam kesempatan ini saya perlu mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi AFP yang mampu meredam teroris di Marawi dan membunuh 257 teroris," imbuh Panglima TNI.

Menurut Gatot, tindakan yang sudah dilakukan oleh Filipina merupakan peringatan agar Indonesia dan Malaysia siap dalam menangkal ISIS yang dipredikasi akan masuk ke kedua wilayah tersebut. Apalagi, lanjutnya, sel tidur ISIS sudah ada di kedua negara tersebut.

"Ini warning agar kita juga siap jika suatu saat melakukan hal yang sama (dengan Filipina). Karena sel tidur sudah ada di negara kita masing-masing," ujarenya.

(Baca: Fakta Maute di Marawi, Militan Pro-ISIS Paling Terlatih di Filipina)

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerja sama dan perjanjian trilateral yang dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina.

"Dengan adanya perjanjian trilateral itu akan mempermudah pertukatan informasi. Kecepatan dan ketepatan informasi diperlukan dalam menentukan langkah antisipasi sejak dini agar ISIS tidak masuk ke Indonesia," tuturnya.


Apalagi, lanjutnya, ada kemungkinan para anggota ISIS di Marawi meninggalkan wilayah tersebut dengan menyamar sebagai pengungsi.

ISIS tak boleh hidup

Di tempat yang sama, Menhan Malaysia Dato Seri Hishammuddin Tun Hussein, mengapresiasi terlaksana patroli maritim trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Fiipina.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com