Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun di Kendallville, Cerita Ceudah Tentang Toleransi di AS

Kompas.com - 19/06/2017, 12:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Bagi Ceudah, yang menarik saat awal sekolah di sana adalah proses adaptasinya. Karena sistem pendidikan di Amerika Serikat berbeda dari sistem pendidikan di Indonesia.

"Karena sistem pendidikan di AS itu moving class, jadi kalau mau berteman tidak semudah di Indonesia yang kenal semua karena satu kelas," kata dia.

"Di sana memang kita harus datang ke mereka memperkenalkan diri. Kalau misalnya kita diam saja, mereka tidak akan peduli. Tetapi maksudnya bukan mereka benar-benar tidak peduli. Mereka hanya tidak kenal kita," kata Ceudah.

Gadis yang sehari-hari mengenakan jilbab ini tidak merasa kesulitan dalam beribadah.

Misalnya, ketika hendak shalat dzuhur, Ceudah diperkenankan oleh pihak sekolah untuk menggunakan salah satu ruangan untuk sembayang, setelah meminta izin terlebih dahulu kepada counselor.

Ceudah merasa masyarakat di daerah tempat tinggalnya juga tidak menunjukkan gejala-gejala Islamophobia.

Namun, di daerah lain, dia mengakui ada segelintir orang yang masih menampakkam gejala-gejala tersebut.

"Di daerah Ceudah tidak ada, kayaknya mereka sudah mengerti. Cuma ada beberapa orang yang kadang termakan media, underestimate, tidak mengerti tetapi judging," kata dia.

"Tetapi Ceudah banyak berinteraksi dengan orang, dan mereka tahu kalau tragedi (teror) itu, orangnya yang salah. Bukan tentang agamanya. Menurut Ceudah, bahkan kalau dia tidak ada agama atau dia Atheist pun kalau mau berbuat jahat, ya berbuat jahat saja," ucapnya.

Sementara itu, kegiatan yang menurutnya menyenangkan ketika di luar sekolah adalah mengikuti organisasi, seperti MAYC atau the Mayor's Youth Advisory Council.

Ceudah mengatakan, organisasi ini dipegang langsung oleh Wali Kota Kendallville, dan di dalamnya para pemuda bisa berinteraksi langsung dengan wali kota mereka.

"Kayaknya itu bagus diterapkan di Indonesia, di mana pemimpin langsung berinteraksi dengan pemuda dan membuat hal-hal baru, proyek baru. Menurut Ceudah, memang pemuda itu belum cukup pengalaman dalam andil pemerintah. Tetapi kalau organisasi seperti itu, mereka bisa memberikan ide dan mendapat pengalaman," katanya.

Dari pengalamannya mengikuti program pertukaran pelajar ini, Ceudah merasa mendapat banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Kepemimpinan, kemandirian, budaya, saling menghargai perbedaan.

Diterima di lingkungan yang mayoritas berbeda membuat Ceudah belajar untuk menunda menghakimi orang lain.

"Tunda judging. Kalau kita ketemu orang jangan langsung judging. Tunda dulu dan mengerti dulu. Karena orang itu berbeda-beda dan setiap orang punya sisi baik dan buruk. Dan kadang orang tidak seperti apa yang terlihat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Nasional
Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Nasional
Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Nasional
Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu 'Poco-Poco Kepemimpinan', Sindir Pemimpin Maju Mundur

Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu "Poco-Poco Kepemimpinan", Sindir Pemimpin Maju Mundur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com