Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Itu Nyaman

Kompas.com - 12/06/2017, 17:17 WIB
Kompas TV Dinamika politik di Ibu Kota pasca vonis 2 tahun penjara terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kasus penodaan agama belum juga mereda.

Memaksakan kebenaran subyektif atas nama sistem keyakinan agama dan budaya tertentu atas kelompok sosial lain yang berbeda dan plural, merupakan tindakan antikemanusiaan, antikebudayaan, dan antiperadaban. Apalagi, pemaksaan itu dilakukan dalam negara yang telah memiliki komitmen ideologis (Pancasila), konstitusional (UUD 1945), politis-geografis (NKRI) dan kultural (Bhinneka Tunggal Ika). Tindakan itu seperti mengurai anyaman nilai-nilai yang sudah jadi, mapan, kuat, dan memberi kemaslahatan bagi bangsa.

(Baca juga: Tanpa Pancasila,Tidak Ada Indonesia)

Para pemaksa kebenaran

Perbedaan adalah anugerah Tuhan. Dengan perbedaan itu, kita membangun persaudaraan bangsa. Indahnya persahabatan dan persaudaraan justru terasa mendalam ketika bersinggungan dengan perbedaan. Demi menghormati perbedaan, setiap orang harus menekan egoismenya dan memberi ruang pada hak hadir orang lain.

Para pemaksa kebenaran subyektif mungkin tak membayangkan betapa menderitanya bangsa yang dicabik-cabik konflik saudara hingga mencapai titik kulminasi krisis kemanusiaan. Kenyamanan hidup di negara kita mestinya mendorong munculnya rasa bersyukur. Betapa bangsa ini sangat beruntung memiliki ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini masih ditambah peran kultur lokal bangsa yang terbukti mampu menjaga harmoni kehidupan.

Bahwa masih ada kekurangan di sana-sini, wajar. Setiap kebudayaan selalu membutuhkan proses panjang untuk membangun peradaban bangsa. Sikap yang muncul mestinya memperbaiki kekurangan, bukan malah merusak bangunan kebangsaan yang sudah ada, hadir, dan dapat dirasakan maknanya. Marilah mensyukuri kenyamanan hidup di Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai budaya bangsa kita. Bukan budaya bangsa lain.

INDRA TRANGGONO,
Pemerhati Kebudayaan dan Sastrawan
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Juni 2017, di halaman 7 dengan judul "Indonesia Itu Nyaman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com