Tak semua dipajang
Salah satu polisi yang membantu menata karangan bunga mengatakan, kepolisian menerima semua bunga yang dikirim.
Hanya, mereka memilah karangan bunga mana yang bisa dipajang untuk dilihat oleh publik.
Menurut dia, ada juga karangan bunga yang isinya bernada provokatif dan mengungkit-ungkit permasalahan Pilkada DKI Jakarta lalu.
"Kalau diliat orang, wah polisi enggak netral nih. Makanya kami balikkan saja," kata petugas yang enggan disebutkan namanya itu.
Karangan bunga yang tulisannya dianggap bernada provokatif dibalik posisinya sehingga menghadap ke dalam gedung.
Ia memperkirakan ada lebih dari 10 karangan bunga yang tak layak ditampilkan untuk umum.
Banyak pemesanan
Pengiriman karangan bunga ke Mabes Polri secara bersamaan karena perangkai bunga menerima pemesanas sekaligus banyak.
Salah satu kurir sebuah florist di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat bernama Nur, mengaku sudah mengantar 110 karangan bunga ke Mabes Polri sejak kemarin.
Nur menerima pesanan karangan bunga yang harganya paling murah, yakni Rp 500.000 per papan. Pemesanan sudah dilakukan sejak dua pekan lalu.
"Jadi dikerjainnya barengan, terus mulai dikirim karena takutnya telat," kata Nur.
Selain dari florist tempat Nur bekerja, ada juga nama florist lain yang tercantum di beberapa karangan bunga.
Di dekat pintu masuk kecil Mabes Polri, hampir 10 karangan bunga berjajar dengan nama florist yang sama.
Kapolri terima kasih
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian berterima kasih pada masyarakat yang mengirimkan karangan bunga.
Ia menganggap karangan bunga tersebut sebagai bentuk dukungan kepada Polri dalam menjalankan tugasnya.
"Dukungan kepada Polri untuk melakukan tindakan yang tegas kepada kelompok-kelompok yang intoleran, kelompok-kelompok yang kira-kira dapat mengganggu NKRI," ujar Tito.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto menganggap karangan bunga itu menunjukkan kepedulian masyarakat atas kondisi yang tengah terjadi di Indonesia.
"Kita positif thinking sekaligus apresiasi, jadi masyarakat itu peduli terhadap kondisi negara republik Indonesia," kata Rikwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.