Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Buruh di Mata Polisi Terkait Hari Buruh

Kompas.com - 30/04/2017, 21:03 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Seto Wasisto menyebutkan ada dua tantangan buruh yang saat ini masih dihadapi.

Hal itu diungkapkannya menyusul adanya peringatan Hari Buruh Internasional Senin (1/5/2017).

Tantangan pertama, kata Setyo, adalah tantangan internal atau dari diri sendiri. Para buruh harus terus berupaya meningkatkan kualitas, kompetensi dan kemampuannya untuk bersaing dengan pekerja-pekerja dari luar negeri.

"Namun fakta sekarang kita lebih melihat bahwa kita menyalahkan buruh asing yang masuk dan bekerja di negara kita," kata Setyo dalam sebuah acara diskusi bertemakan Hari Buruh Jangan Dijadikan Komoditi Politik di Gedung Joeang, Cikini, Jakarta, Minggu (30/4/2017).

Tantangan kedua adalah tantangan dari luar, yakni berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sampai saat ini, kata dia, buruh-buruh Indonesia masih belum mampu bersaing dengan buruh-buruh di negara Asean lainnya.

Ia menilai, di tengah berlakunya MEA saat ini belum ada yang bisa ditonjolkan dari Indonesia ke negara lain. Namun ada satu hal yang bisa dianggap sebagai keberhasilan Indonesia di MEA, yaitu lagu dangdut.

"Kontes akademi dangdut Asean, misalnya. Akhirnya orang Thailand dipaksa bisa Bahasa Indonesia, orang Brunei dipaksa bisa bahasa Indonesia, orang Singapura juga," ujar Setyo.

"Ini satu-satunya yang kita bisa kuasai, yang lain belum. Jadi jangan remehkan lagu dangdut," sambung mantan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri itu.

Baca: Ini Tiga Tuntutan Utama Saat Hari Buruh 2017

Ia berharap, aksi yang dilakukan pada Hari Buruh besok berlangsung damai dan menjadi hari bersuka cita bagi buruh serta refleksi sampai dimana perjuangan kaum buruh telah dilakukan.

Daripada membuat aksi yang merusak fasilitas umum, misalnya. Ia menilai aksi Hari Buruh sambil berdangdut akan lebih baik.

"Saya berharap besok May Day kita berharap dangdutan saja," selorohnya.

Kompas TV Ribuan massa yang tiba di depan Istana Merdeka merupakan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI. Massa berorasi di depan Istana Merdeka menyuarakan sejumlah tuntutan kepada Presiden Joko Widodo. Tuntutan ini diantaranya tolak upah murah, tolak tenaga kerja asing asal Tiongkok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com