Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PISA dan Daya Baca Bangsa

Kompas.com - 30/04/2017, 11:13 WIB

Semua guru mata pelajaran di sekolah dilatih model dan strategi membaca melalui model pembelajaran andragogi, dengan tiga siasat penting: (1) pencanggihan cara membaca; (2) peragaman jenis-jenis teks, dari teks tertulis—berbasis kertas (paper base)—yang sederhana hingga teks kompleks; dan (3) pengenalan teks-teks multimedia berbasis komputer—nirkertas (paperless).

Bukan sekadar PISA

Dua langkah penting untuk memastikan daya baca siswa jadi lebih baik. Pertama, merancang gerakan satu semester satu novel sebagai langkah awal pentradisian membaca. Langkah membaca teks-teks naratif adalah tahap mula dari pembiasaan membaca. Kedua, penciptaan model membaca produktif melalui peragaman teks bacaan untuk beragam jenis teks dan pengenalan teks-teks bacaan yang multimedia, buku-buku elektronik, serta pembiasaan mengenali tipologi dan kompleksitas teks-teks di media daring.

Di atas segalanya, pembiasaan menjadi bangsa pembaca bukan hanya perkara menghitung nilai pencapaian setiap akhir belajar. Pembiasaan untuk keluar dari ketidaksabaran dan ketidakcermatan dalam membaca adalah proyek kebudayaan membaca; dan proyek kebudayaan membaca tidak bisa dikerjakan secara instan, kecuali kalau kita hanya ingin meningkatkan indeks dan peringkat literasi membaca kita.

Memang, PISA adalah salah satu alat ukur seberapa jauh hasil belajar telah dicapai. Akan tetapi, jika cara-cara menumbuhkan budaya literasi membaca yang hanya untuk menaikkan peringkat, sesungguhnya kita sedang mendorong belajar bukan untuk mencapai kepandaian, melainkan belajar sekadar mendapatkan nilai rapor dan peringkat.

Gufran A Ibrahim
Ketua Pokja Literasi Membaca Menulis, Gerakan Literasi Nasional, Kemendikbud

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 April 2017, di halaman 7 dengan judul "PISA dan Daya Baca Bangsa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com