Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada DKI dan Prospek Pencapresan Prabowo dan Jokowi Tahun 2019

Kompas.com - 21/04/2017, 10:38 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno ditahbiskan sebagai pemenang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Kemenangan Anies-Sandi seolah mengukuhkan pencapresan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk maju di Pilpres 2019.

Hal itu terlihat dari teriakan "Prabowo Presiden" saat para pendukung pasangan Anies-Sandi menyaksikan keunggulan calon gubernur dan wakil gubernur yang mereka usung di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta.

Sebaliknya banya pihak menilai kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat yang diusung oleh PDI-P semakin memudarkan prospek pencapresan Jokowi di Pilpres 2019.

Menanggapi fenomena tersebut, para elit partai menyikapinya dengan cara berbeda.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, tak membantah bila wacana pencapresan Prabowo menguat di kalangan kader partainya. Ia juga tak membantah bila kemenangan Anies-Sandi di Jakarta menjadi tolok ukur bagi Gerindra untuk memenangkan Pilpres 2019.

Meski demikian, Fadli mengaku belum ada jawaban dari Prabowo terkait keinginannya untuk kembali bertarung di Pilpres 2019.

(Baca: "Prabowo Presiden" Menggema di DPP Partai Gerindra)

"Beliau belum jawab, tapi dari hampir semua kader Gerindra menginginkan Pak Prabowo maju di Pilpres 2019. Kita doakan agar Pak Prabowo sehat terus dan bisa maju di Pilpres 2019," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/4/2017).

Terlebih, saat ini menjadi tren di mana pemenang Pilkada DKI berpeluang besar untuk maju pula di Pilpres. Santernya sorotan media nasional membuat Gubernur DKI menjadi jabatan yang strategis untuk memperkenalkan diri ke khalayak.

Terkait hal tersebut, Fadli mengaku tak mau berspekulasi. Ia mengatakan partainya mencalonkan Anies untuk fokus mengurus Jakarta, bukan menjadikan posisi Gubernur DKI sebagai batu loncatan sebelum bertarung di Pilpres 2019.

"Sudah ada komitmen dari Pak Anies untuk menuntaskan masa jabatan selama lima tahun di Jakarta," ujar Fadli.

(Baca: Ahok: Aku Jangan "Dibandingin" sama Pak Prabowo, Dia Capres...)

Sementara itu, PDI-P selaku partai pengusung Jokowi menilai berbeda konteks Pilpres dan Pilkada DKI sehingga kekalahan di Jakarta tak bisa digeneralisasi untuk memetakan Pilpres 2019.

Ketua DPP PDI-, Andreas Hugo Pareira, menyatakan Pilpres dan Pilkada DKI memiliki cakupan isu dan luas wilayah yang berbeda.

"Begitupun antara Pilkada DKI dan Pilpres tentu juga punya karakter sendiri baik dari segi luas cakupan, isu, maupun tantangannya pasti beda. Meskipun demikian tentu setiap kekalahan harus selalu diwaspadai dan dievaluasi untuk perbaikan ke depan," kata Andreas.

Hal senada disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham. Selaku partai yang telah menyatakan keinginan mengusung kembali Jokowi di Pilpres 2019, Golkar menganggap berbeda konteks Pilkada DKI dengan Pilpres.

(Baca: Prabowo: Kalau Ingin Saya Jadi Presiden 2019, Kalian Harus Kerja Keras)

Menurut Idrus, Jakarta bukanlah lumbung suara nasional. Oleh karena itu, kekalahan partai koalisi nasional dalam mengusung Ahok-Djarot di Jakarta tak serta merta berlanjut di Pilpres 2019 bila nantinya mereka kompak mengusung Jokowi.

"Di Jakarta jumlah suaranya berapa sih, coba bandingkan dengan total suara di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara. Masih jauh lebih banyak dibandingkan suara di Jakarta," ujar Idrus.

"Karena itu Golkar tetap akan mengusung Pak Jokowi di Pilpres 2019. Apalagi itu sudah menjadi keputusan Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional) tahun lalu. Hasil Pilkada DKI ini justru semakin menguatkan Golkar untuk mencapreskan Pak Jokowi," lanjut Idrus.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, menilai memang ada korelasi antara kemenangan di Pilkada DKI dengan Pencapresan di Pilpres 2019.

Menurut Zuhro, kemenangan di Pilkada DKI memang memberi dampak psikologis bagi elit di level nasioanal. Dalam hal ini, efek psikologis tersebut dirasakan langsung oleh ketua umum partai politik (parpol) pengusung pasangan calon di Pilkada DKI.

Dalam hal ini, Prabowo selaku Ketua Umum Gerindra tentu merasakan efek psikologis dari kemenangan Anies - Sandi.

"Makanya dulu kan Prabowo pernah bilang, kalau mau saya maju di Pilpres 2019, menangkan dulu Pilkada DKI," ujar Zuhro.

Kendati demikian, kata Zuhro, efek psikologis tersebut tak serta merta berdampak di daerah lain yang menjadi lumbung suara nasional seperti di Jawa Barat dan Jawa Timur, sebab, Jakarta bukanlah lumbung suara nasional.

Jika ingin memastikan kemenangan di Pilpres 2019 setiap parpol wajib meyakinkan pemilih di daerah yang menjadi lumbung suara nasional untuk memilih capres yang mereka usung.

"Sehingga kerja politik untuk Pilpres 2019 belum selesai dengan memenangkan Pilkada DKI. Pilpres cakupan wilayahnya lebih luas dengan karakter pemilih yang lebih variatif," ujar Zuhro.

"Selanjutnya yang harus dilakukan adalah capres harus memastikan lumbung suara nasional dimenangkan oleh mereka," lanjut dia.

Kompas TV Apakah evaluasi dari masing-masing tim sukses terkait pelaksanaan pilkada hari ini?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com