Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler: Pengakuan Anas, Penundaan Tuntutan Ahok, dan Pramugari Berbikini

Kompas.com - 07/04/2017, 06:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengakuan Anas Urbaningrum soal arahan SBY terkait proyek e-KTP menjadi berita terpopuler pada Jumat pagi ini.

Selain itu, ada juga artikel permintaan Kapolda Metro Jaya agar sidang tuntutan kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama, serta ide pramugari berbikini dari maskapai penerbangan Vietnam.

Berikut rangkuman 5 berita terpopuler Kompas.com:

1. Pengakuan Anas Urbaningrum

Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, tak ada atensi khusus Partai Demokrat selama proses pembahasan dan pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

Namun, Anas mengaku menerima arahan dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. SBY meminta Anas sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat, mendukung proyek tersebut.

Saat itu, selain sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY juga menjabat Presiden RI.

"Memang ada arahan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, presiden, setiap kebijakan pemerintah harus didukung Fraksi Demokrat dan partai koalisi," ujar Anas saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (6/4/2017).

(Baca: Disebut Terima Duit Korupsi E-KTP, Anas Anggap Itu Fiksi dan Fitnah)

Anas mengatakan, yang ia ketahui, program penerapan e-KTP merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang paling disorot saat itu.

Selengkapnya, baca Anas Urbaningrum Ungkap Arahan SBY Terkait Proyek E-KTP

 

2. Permintaan Kapolda Metro Jaya soal sidang tuntutan Ahok

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Suasana sidang dugaan penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Selasa (21/3/2017).
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan meminta pembacaan tuntutan kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, ditunda hingga usai waktu pencoblosan Pilkada DKI19 April 2017.

Dalam surat tertanggal 4 April 2017 kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Iriawan mengatakan penundaan ini perlu dilakukan demi menjaga situasi keamanan dan ketertiban Jakarta jelang pemungutan suara putaran kedua.

"Mengingat semakin rawannya situasi keamanan di DKI Jakarta, maka demi kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta akan dilaksanakan pengamanan tahap pemungutan suara pemilukada DKI Jakarta putaran II, di mana perkuatan pasukan Polri dan TNI akan dikerahkan semua, maka disarankan kepada Ketua agar Sidang dengan Agenda Tuntutan Perkara Dugaan Penistaan Agama dengan Terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk ditunda setelah tahap pemungutan suara Pemilukada DKI Putaran II," demikian salah satu poin dalam surat tersebut.

Selengkapnya baca Demi Keamanan, Kapolda Metro Jaya Minta Pembacaan Tuntutan Ahok Ditunda

 

3. Ide pramugari  berbikini

VietJet Air Pramugari VietJet Air berpose dengan bikini yang menjadi seragam dinas mereka.
Di dunia yang didominasi kaum pria, seorang perempuan pengusaha dari Vietnamsukses membukukan namanya dalam jajaran miliarder di Asia Tenggara.

Harta dan kekayaan itu dia peroleh berkat ide inovatif dan kemampuannya memimpin.

Perempuan itu bernama Nguyen Thi Phuong Thao yang meluncurkan layanan penerbangan berbiaya murah dengan nama VietJet Air pada Desember 2011 lalu.

Bisnis itu mulai menapaki industri yang selama ini didominasi oleh penerbangan nasional, Vietnam Airlines.

Dalam rentang waktu hanya lima tahun, maskapai VietJet Air kini sudah menjual sahamnya di pasar modal.

Maskapai ini pun menjalani penerbangan hingga 40 persen total penerbangan di Vietnam.

Keberhasilan luar biasa dari perusahaan penerbangan yang terkenal dengan pramugari berbikini ini pun telah membuat Thao yang menjadi CEO VietJet Air, menjadi salah satu dari hanya dua miliarder Vietnam.

Selain itu, Thao juga menempati urutan ke-46 pada daftar orang terkaya dunia versi Forbes, dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai sebesar 1,7 miliar dollar AS.

Baca selengkapnya Ide Pramugari Berbikini, Bikin Phuong Thao Jadi Miliarder Dunia  dan Maskapai yang Pramugarinya Berbikini Belum Ajukan Izin Penerbangan ke Indonesia

 

4. Batuk menyakitkan bocah Fahri

Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana Muhammad Fahri Asidiq ‎(11) bocah yang menderita tulang rapuh akibat mengidap penyakit Osteogenesis Imperfecta bersama ibunya, Sri Astati Nursani.
"Kalau begini terus, aku ingin mati saja, Bu," kata Muhammad Fahri Asidiq, bocah yang masih berusia 11 tahun kepada ibunya, Sri Astati Nursani (32).

Kata-kata tersebut diucapkan Fahri sambil menyobek foto-foto masa kecilnya saat masih bisa berjalan normal. Ucapan pilu anaknya tersebut membuat Sri sangat sedih.

Baca juga: Pemuda yang Mengidap Kanker dan Tinggal di Kolong Rumah Warga Meninggal Dunia

Kalimat pesimistis itu terlontar dari mulut bocah yang tinggal di Jalan Cipadung RT 02 RW 04, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Sebab, dia sudah merasa tak tahan dengan rasa sakitnya di tulang.

"Kalau Fahri batuk, tulangnya pasti ada patah atau geser," tutur Sri saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Kamis (6/4/2017).

Sejak usia 4 tahun, tulang Fahri mendadak menjadi rapuh akibat mengidap penyakit osteogenesis imperfecta hingga tidak kuat lagi menopang berat tubuhnya sendiri. Penyakit ini yang membuat Fahri tidak mampu berjalan seperti anak normal pada umumnya.

Selain itu, tulang-tulangnya juga mudah patah. Sudah tidak terhitung jumlah tulang Fahri yang patah baik disengaja atau tidak.

Yang masih diingat oleh Sri di antaranya adalah 6 patahan di tulang rusuk depan, empat patahan di tulang kering dan sejumlah patahan di bahu kiri dan kanan, rusuk belakang, tangan kiri dan kanan, siku kiri dan kanan serta bagian paha.

Selengkapnya baca Setiap Batuk, Tulangnya Patah, Bocah Ini Mengaku Ingin Mati Saja

 

5. Akhir perjuangan Fidelis

Fidelis Arie Sudewarto (36) hanya bisa pasrah. Sejak petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sanggau menangkapnya pada 19 Februari 2017  karena menanam 39 batang pohon ganja (cannabis sativa), saat itu pula upayanya merawat sang istri, Yeni Riawati, berakhir.

Fidelis, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sanggau ini menanam ganja untuk mengobati istrinya yang didiagnosa menderita syringomyelia, tumbuhnya kista berisi cairan atau syrinx di dalam sumsum tulang belakang.

(Baca selengkapnya: Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 1)

Sejak didiagnosa menderita syringomyelia pada Januari 2016, Yeni dirawat sendiri di rumah oleh Fidelis. Untuk membantunya, setiap hari Fidelis mendatangkan perawat ke rumahnya untuk melakukan perawatan terhadap Yeni.

Selain itu, Fidelis juga melakukan perawatan sendiri dengan menggunakan dua panduan perawatan penderita penyakit syringomyelia dari dua situs milik Amerika Serikat. Dia juga mengumpulkan buku-buku dan literatur tentang ganja. Semua dipelajari Fidelis secara otodidak.

(Baca kisahnya: Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 2)

Minggu pagi, 19 Februari 2017, dua orang petugas dari BNN Kabupaten Sanggau mendatangi kediaman Fidelis Arie Sudewarto. Rumah itu berada persis di pinggir jalan utama menuju ibukota Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Kakak kandung Fidelis, Yohana LA Suyati sempat menyampaikan kepada petugas BNN bahwa pihak keluarga tidak sanggup untuk merawat Yeni. Bukan karena tidak mau merawat, tapi karena kondisi Yeni yang selalu mendapat perlakuan khusus ketika dirawat Fidelis. 

"Di kamar itu sudah dipasang pengatur suhu, kalau kepanasan sedikit saja kulit Yeni itu mengelupas. Pernah suatu waktu listrik mati dan badannya biru semua. Nah yang begitu-gitu itu kan kami (keluarga) tidak mengerti menanganinya. BNN juga gak ngerti, dikiranya hanya sakit ya sakit begitu saja," ujar Yohana.

Selengkapnya baca Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 3) dan Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 4)

Kompas TV Gara-gara menanam ganja untuk mengobati istri, Fidelis Ari ditangkap dan dibui sejak 19 Februari lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com