Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Ketika "Ceritalah ASEAN" Datang ke Solo

Kompas.com - 06/04/2017, 14:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

PARA pembaca kolom saya pasti tahu bahwa saya menentang semua yang berbau elitis, yang sibuk dengan kepentingan dirinya sendiri, dan tidak masuk akal di sekitar ASEAN. Saya lebih memilih untuk fokus pada kenyataan dan kehidupan yang sering terabaikan oleh lembaga daerah.

Saya lebih tertarik pada kehidupan sehari-hari masyarakat ASEAN, tentang bagaimana mereka hidup, harapan dan impian mereka, serta kota-kota dan daerah-daerah di luar ibu kota, tempat yang kerap kali kurang mendapat perhatian dari para kelompok media arus utama.

Inilah yang membawa saya ke kota Solo, Jawa Tengah, pekan lalu, di mana kami membuat acara Ceritalah ASEAN yang pertama, dengan mempertemukan sejumlah praktisi media dan pengusaha dari berbagai kota lapis kedua di ASEAN (terima kasih untuk Air Asia dan Lion Air atas dukungannya!).

Hanya satu dari delapan acara yang kami gelar selama dua hari di Solo ini yang diadakan di hotel. Selebihnya, kami menghabiskan banyak waktu berkeliling Solo dari kafe ke tempat batik, toko-toko, sekolah dan universitas.

Kami juga menyempatkan diri melakukan beberapa tur singkat ke pasar, museum dan warung pinggiran, itu hanya sebagai waktu santai yang bisa Anda dapat!

Selain itu, diskusi yang berlangsung dalam acara ini juga tidak kami dibatasi. Seringkali peserta atau audiens yang justru mengendalikan sesi diskusi.

Sebagai contoh, ketika Ceritalah ASEAN bertemu dengan sejumlah pengusaha batik dan kami mendiskusikan tentang industri kreatif di Solo (tentang proses pembuatan batik yang berkembang), seorang wanita dengan tinggi 150 cm yang mengenakan hijab, maju ke depan seakan ingin mengajukan pertanyaan.

Namun, Ibu Haryani (saya berhasil mewawancarainya setelah itu), seorang guru sekolah berumur enam puluh satu tahun menghadap ke penonton dengan mikrofon di tangan lalu mulai bernyanyi.

Dok Karim Raslan Salah satu aktivitas Ceritalah ASEAN di Solo, Jawa Tengah.
Dia melantunkan “Asmoro Dono” (Jatuh Cinta) dengan melodi tradisional Jawa yang sekejap membuat peserta diskusi terhening. Para tamu kami dari beberapa negara ASEAN pun terkesan, dan serta-merta mereka mengeluarkan telepon pintarnya untuk merekam momen ketika Haryani menyanyikan lagu yang mengisahkan tentang pasangan yang sedang kasmaran.

Dan karena bersenang-senang tidak dilarang di ASEAN, salah satu tamu kami dari Filipina, Sofronion “BJ” Jucutan dari Kadin Davao naik ke panggung dan menunjukkan kepada ratusan mahasiswa yang kontan menjerit-jerit ketika dia menunjukkan bagaimana cara memakan balut, telur bebek rebus yang berisi embrio bebek yang hampir sempurna, makanan khas Filipina yang sedikit menjijikan.

Kemudian, ketika di Pondok Assalam, saya pun terpesona dengan para siswi yang berpakaian sopan begitu bersemangat mengajukan beberapa pertanyaan tentang ASEAN.

Setelah dua hari yang melelahkan, saya berharap telah melakukan sesuatu untuk menunjukkan bahwa ASEAN bukan sesuatu yang menjemukan atau tidak terhubung satu sama lain. Diskusi ini sejatinya mengungkapkan tentang pentingnya kota-kota "lapis kedua” seperti Davao, Bach Ninh, Chiang Mai dan tentu saja, Solo.

Mari bandingkan dengan ibu kota di negara-negara Asia Tenggara yang memiliki pusat perbelanjaan raksasa dengan merek-merek membosankan yang sama, kemacetan lalu lintas yang begitu masif, monoton dan menjemukan. Inilah yang disebut kota “kosmopolitan” para elit.

Dok Karim Raslan Salah satu aktivitas Ceritalah ASEAN di Solo, Jawa Tengah. Anggota dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Solo melakukan sesi foto dengan Karim Raslan dan delegasi dari Vietnam, Phan Dieu Linh.
Sebagai perbandingan, kota-kota lapis kedua di kawasan ASEAN memiliki lebih banyak karakter. Anda akan belajar banyak tentang Filipina dengan menghabiskan satu hari di Davao dari pada menghabiskan waktu sepekan di pinggiran Makati.

Masing-masing dari kota-kota lapis kedua yang saya kunjungi memiliki ciri khas sendiri:
? Iloilo terkenal dengan gereja-gereja yang indah era Spanyol dan arsitekturnya;
? Manado di Sulawesi Utara memiliki warisan yang kaya dari suku Minahasa, pegunungan dan lautan dalam;
? Pathein di tepi Sungai Ayeyarwaddy yang merupakan pusat area persawahan yang berkembang di Myanmar;
? Bach Ninh di Vietnam dengan pabrik Samsung-nya dikenal sebagai pusat industri pembangkit tenaga listrik baru;
? Ipoh di Malaysia memiliki makanan-makanan lezat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com