Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan E-Voting Rawan Korupsi

Kompas.com - 14/03/2017, 23:29 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Center for Strategic and Internasional Studies (CSIS) Tobias Basuki mengatakan, terdapat banyak potensi masalah dalam penerapan pemungutan suara secara elektronik (e-voting). Salah satunya potensi korupsi.

"Ketika waktu diadakan  e-KTP aja korupsinya besar sekali. Di sini, potensi korupsinya jauh lebih besar lagi. Jumlah TPS (tempat pemungutan suara) banyak, apalagi serentak," kata Tobias di kantor CSIS, Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Potensi korupsi dakam penerapan e-voting dapat terjadi melalui pengadaan barang dan jasa. Banyak infrastruktur yang diperlukan untuk penggunaan e-voting di 34 Provinsi.

Selain server dengan keamanan tingkat tinggi yang memakan banyak biaya, peralatan lain saat pemilih suara juga tidak terhindarkan, termasuk dalam perawatan alat e-voting untuk digunakan di kemudian hari.

(Baca: Soal "E-Voting", KPU Akui Sudah Didatangi Vendor)

Tobias menilai, penerapan e-voting dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap pemilu dan penyelenggara pemilu. Saat suara diberikan dengan e-voting, tingginya akses keamanan dapat menghilangkan transparansi terhadap pemilih.

"Ini bisa black box, masyarakat bisa tidak yakin lagi dengan sistem e-voting ini. Transisi itu belum perlu, kan sistem kita saat ini sudah jalan sangat baik. Kita dipuji dunia," ujar Tobias.

Tobias menilai, Indonesia hingga membutuhkan e-voting dalam pemilu 2019. Beragamnya kondisi geografis Indonesia, dinilai akan membuat masalah baru jika e-voting diterapkan tanpa pertimbangan matang.

"Itu rumit karena di pelosok minim teknologi. Kemudian penyelenggaranya, itu kan TPS 540.000 lebih, berarti harus latih 500.000 orang yang bisa operasika itu," katanya.

E-voting rencananya akan diterapkan dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden tahun 2019. Saat ini, anggota panitia khusus (pansus) rancangan Undang-undang Pemilu sedang mempelajari penerapan e-voting di Indonesia. Mereka melakukan studi banding ke Jerman dan Meksiko pada 11-16 Maret 2017.

Kompas TV Di SD Ini, Ketua Kelas Dipilih Lewat E-Voting
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com