Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Besar Peran Parpol Menentukan Kemenangan Pilgub DKI?

Kompas.com - 07/03/2017, 11:11 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah partai politik mulai merapatkan barisan untuk menentukan arah dukungan dalam putaran kedua Pigub DKI Jakarta.

Meskipun belum muncul pernyataan resmi dari masing-masing partai, suara di akar rumput sudah menunjukan arah dukungannya.

PAN misalnya, meski belum menyampaikan dukungan secara resmi, mereka mengakui arus di akar rumput dukungannya mengarah pada pasangan Anies Baswedan - Sandiagan Uno.

Selain PAN, ada tiga parpol lain yang dilobi oleh kedua kubu, yakni Demokrat, PPP dan PKB. Empat parpol itu pada putaran pertama mendukung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Pertanyaannya seberapa besar pengaruh dukungan partai dalam menentukan kemenangan di Pilgub DKI?

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, menyatakan ada perbedaan yang mencolok antara pemilu legislatif (pileg) dan pilkada.

Dalam pileg, peran partai diakui memang cukup besar. Dengan banyaknya calon anggota legislatif yang berkontestasi memang cukup membingungkan bagi pemilih.

Karena itu, mereka menyederhanakan pilihannya dengan memilih berdasarkan partai.

Hal itu, kata Siti, berbanding terbalik dengan konfigurasi politik di pilkada.

"Saya berkali-kali berargumen. Peran calon atau sosok jauh lebih menentukan ketimbang partai. Karena di DKI juga waktu putaran pertama, pasangan calon yang didukung banyak partai ternyata juga kalah," kata Siti saat dihubungi, Selasa (7/3/2017).

Siti menambahkan, sejarah penyelenggaraan Pilgub DKI menunjukan partai hanya menjadi penyempurna, bukan penentu kemenangan.

Di Pilgub DKI 2014 misalnya, pasangan calon Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mampu mengalahkan petahana. Padahal, Jokowi - Ahok saat itu hanya didukung oleh dua partai, yakni PDI-P dan Gerindra.

"Kalau calon kepala daerahnya sudah promising seperti Pak Jokowi kemarin, siapa yang bisa mengira seorang Foke (Fauzi Bowo) bisa terjungkal," ucap Siti.

"Itu juga terulang di Pilgub DKI 2017 putaran pertama. Pasangan Anies - Sandi yang didukung dua partai perolehan suaranya juga hampir menyamai pasangan Ahok - Djarot yang didukung banyak partai," lanjut Siti.

Karena itu, menurut Siti, semestinya partai-partai politik menerapkan langkah yang lebih efektif.

Ia menyarankan agar partai tidak hanya membangun koalisi di tataran elite dengan partai lain, tetapi membangun koalisi paralel hingga ke level akar rumput.

Sebab yang terjadi saat ini partai setelah membangun koalisi dengan partai lain justru tak mampu mengontrol konstituennya.

Akhirnya konstituen mereka malah memilih pasangan calon yang berbeda dengan pilihan elite partai.

Selain itu, partai juga harus fokus mengkampanyekan calon yang diusung, bukan justru mengkampanyekan partai.

"Pada dasarnya sebagian besar pemilih itu sudah menentukan pilihan. Namun, khasnya floating mass seperti itu memang mereka wait and see. Di situlah semestinya calon itu dikampanyekan secara masif," tutur Siti.

"Apalagi kalau calonnya bisa menganalogikan dirinya sama dengan pemilih, seperti Pak Jokowi dulu punya slogan Jokowi adalah kita, itu semakin membuat pemilih tertarik," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com