Menurut Retno, kerja sama ini bernilai penting untuk jangka panjang sehingga akan tercapai nilai investasi yang lebih besar.
Pada bidang perdagangan dan investasi, Presiden Jokowi menginginkan agar ada kemudahan akses pasar, terutama produk halal, produk perikanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, tekstil, dan garmen asal Indonesia.
Presiden menyambut baik penandatanganan kerja sama pembangunan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, senilai 6 miliar dollar AS (Rp 80,2 triliun) oleh PT Pertamina dan Aramco, perusahaan minyak Arab Saudi.
Saat pertemuan bilateral, kedua pemimpin membahas sejumlah proyek yang ditawarkan Indonesia, di antaranya pembangunan kilang minyak di Balongan, Dumai, dan Bontang. Mereka juga membahas tawaran investasi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Jambi, jalan raya, sumber air bersih, dan perumahan.
Ketertarikan Arab Saudi menanamkan investasi di Indonesia tidak lepas dari stabilitas ekonomi dan politik. Hal itu menjadi modal penting Indonesia sehingga menarik bagi investasi.
Keunggulan lain, Indonesia memiliki bonus demografi yang akan menjadi motor pertumbuhan berkelanjutan.
”Tidak salah mereka jika melihat Indonesia relatif stabil dalam bidang ekonomi,” kata Retno.
Isu politik dunia
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Arab Saudi Nizar bin Obaid Madani mengatakan, kunjungan ini menjadi momentum penting persahabatan dan persaudaraan kedua negara.
Di bidang ekonomi, Arab Saudi tertarik menanamkan investasi pada sektor infrastruktur dan perumahan. Kedua negara juga membicarakan persoalan politik, salah satu isu tentang Palestina.
Kedua pemimpin sepakat mencapai solusi yang adil dan benar-benar menyelesaikan persoalan bangsa Palestina. Kedua pemimpin menganggap pentingnya kedaulatan bagi sebuah negara, seperti Palestina.
Sebelum jamuan makan siang kenegaraan yang diselenggarakan untuk menghormati Raja Salman di Istana Bogor, Presiden menyampaikan, Indonesia tidak akan melupakan peran Arab Saudi sebagai salah satu negara yang pertama mengakui kedaulatan RI tahun 1947.
RI dan Arab Saudi merupakan negara besar yang memiliki pengaruh penting di kawasan sehingga selayaknya keduanya meningkatkan kerja sama.
Di luar persoalan ekonomi, Indonesia menegaskan pentingnya penyelesaian konflik di Timur Tengah dengan cara damai. Kedua negara menekankan pentingnya memajukan Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta.
Seusai pertemuan bilateral, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menepis kekhawatiran paham radikal masuk ke Indonesia setelah kerja sama ini dijalin.
Menurut Lukman, Arab Saudi justru memiliki pandangan yang sama dengan Indonesia untuk menampilkan wajah Islam yang moderat dan menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.
”Saya pikir tidak. Sebab, kerja sama ini titik tekannya pada penguatan ekonomi. Indonesia dan Arab Saudi punya persepsi yang sama memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme. Kami menghormati dan menghargai perbedaan pandangan paham keagamaan mazhab,” kata Lukman saat ditanya soal radikalisme. (INA/NDY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.