Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulangan Pasukan Perdamaian Polri di Sudan Tinggal Masalah Teknis

Kompas.com - 22/02/2017, 19:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan bahwa 139 anggota Formed Police Unit (FPU) 8 Indonesia yang selesai menjalankan misi perdamaian di Sudan akan segera pulang ke Tanah Air.

Tim tersebut sempat tertahan karena dituduh hendak menyelundupkan senjata lewat bandara.

Retno mengatakan, pada Jumat pekan lalu ia sudah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.

(Baca: Sempat Tertahan, Pasukan Perdamaian Polri di Sudan Segera Dipulangkan)

Pertemuan itu dilakukan di sela-sela pertemuan Menteri Luar Negeri negara G-20 di Bonn, Jerman.

Sebelum pertemuan itu, lanjut Menlu, sudah terbit nota diplomatik PBB yang pada intinya menyatakan bahwa FPU 8 bisa kembali ke Indonesia.

"Sehingga pertemuan saya dengan Sekjen PBB mengulangi lagi konfirmasi isi nota diplomatik itu dan oleh Sekjen PBB dikonfirmasi lagi, ya sudah dapat dilakukan (pemulangan)," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Setelah bertemu Sekjen PBB, Retno juga melakukan pembicaraan telepon dengan Menlu Sudan. Dalam pembicaraan itu, Menlu Sudan juga menyatakan bahwa kontingen polisi Indonesia sudah dapat dipulangkan.

(Baca: Belum Ditemukan Bukti Pasukan Indonesia Selundupkan Senjata di Sudan)

"Masalahnya tinggal mengurus persiapan teknisnya, termasuk clearance pesawatnya karena mereka akan menggunakan penerbangan khusus," ucap Retno.

Menlu memastikan pihaknya terus berkomunikasi dengan PBB dan pemerintah Sudan terkait proses pemulangan ini.

"Hubungan bilateral kita dengan Sudan sangat baik karena itu kita berharap pemerintah Sudan membantu kita untuk mempercepat pemulangan kontingen polisi kita," ucap Retno.

Sebelumnya, Polri menemukan kejanggalan terhadap tuduhan penyelundupan senjata yang dialamatkan ke kontingen Indonesia di Sudan.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, semua barang yang masuk ke bandara sudah terlebih dahulu melewati mesin X Ray.

Namun, sejumlah tas berisi puluhan senjata dan amunisi itu sudah berada di dalam bandara. Semestinya, kata dia, dari penyisiran mesin saja tas itu tidak boleh lolos.

(Baca: Polri Dapat Informasi Senjata di Bandara Sudan Hasil Curian)

Diduga tas berisi puluhan senjata dan amunisi di bandara El Fasher, Sudan, merupakan barang hasil curian. Kemudian, oleh pihak tertentu diselundupkan ke bandara tersebut.

Kompas TV TNI Bantah Ada Anggotanya Selundupkan Senjata di Sudan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com