Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Kemungkinan

Kompas.com - 08/02/2017, 19:38 WIB

Kebinekaan

Maka, menjadi tepat kalauyang jadi semboyan bangsa kita adalah Bhinneka Tunggal Ika. Walau beragam, tetapi satu tujuan, satu visi, dan satu kebangsaan dan kemanusiaan. Kebinekaan menjadi halaman muka yang memberikan gambaran kepada dunia luar dan dunia dalam betapa kayanya kita sebagai bangsa. Betapa bangsa yang diproklamasikan kaum pergerakan pada 1945 sesungguhnya ditancapkan di atas hamparan keragaman.

Dalam kebinekaan tersembul sebuah cita-cita bangsa yang luhur bahwa kita harus melepaskan diri dari ikatan-ikatan pra-politik (diskriminatif, partisan, eksklusif) menuju politik (terbuka, demokratis, rasional, inklusif, non-diskriminatif, setara, dan akuntabel). Kebinekaan mengandung sekaligus memberikan sebuah makna tersembunyi tentang keharusan mengembangkan etos musyawarah dan mufakat, menjunjung hikmah kebijaksanaan dalam permusyaratan perwakilan.

Kebinekaan yang membawa imperatif moralnya berupakewajibanmengembangkan sikap moderasi bukan saja di ruang politik dan budaya, melainkan juga dalam penghayatan keagamaan. Suatu bentuk moderasi yang dapat menjadipertahanan bangsa sehingga kita tak jatuh dalam kutub ekstrem, baik ”kiri” (komunisme) ataupun ”kanan” (islamisme), menjadi obligasi moral yang kuat sehingga kitatidak terjebak dalam tarikan kaum puritan yang selalu melihat persoalan secara hitam-putih dengan fantasi metafisiknya yang sering kali bersifat ahistoris dan tertutup.

Sayang, Indonesia yang telah berdiri kokoh diperjuangkan dengan pertaruhan nyawa harus tercabik-cabik karena urusan pemilihan kepala daerah yang bersifat sementara. Kita hari ini seharusnya malu dengan kaum pergerakan yang membebaskan Nusantara dari sekapan kaum kolonial dengan kepala yang lapang, terbuka, dan penuh cinta kasih, tiba-tibapetakeindonesiaan harus robek dengan sentimen partisan etnik-keagamaan yang dangkal. Kita harus tetap mengupayakan kemungkinan Indonesiayang lebih baik.

Asep Salahudin
Wakil Rektor Bidang Akademik IAILM Tasikmalaya;
Ketua Lakpesdam PWNU JAbar

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Februari 2017, di halaman 7 dengan judul "Politik Kemungkinan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com