Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Robot Transformers "Jaga" Aksi Kecam Donald Trump

Kompas.com - 05/02/2017, 12:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima orang mahasiswa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat pada Minggu (5/2/2017) pagi, membentangkan spanduk berisi kecaman atas kebijakan Presiden AS Donald Trump.

Aksi mereka cukup menarik perhatian orang-orang yang sedang beraktivitas di Car Free Day atau hari bebas kendaraan. Bukan hanya soal isi spanduk, melainkan karena sesosok robot transformers 'menjaga' mereka dari belakang.

Pengamatan Kompas.com, kelima mahasiswa yang mengatasnamakan Front Perjuangan Rakyat itu beraksi di depan Grand Indonesia.

(Baca: Kebijakan "Anti-Imigran" Trump Ditunda, Laju Pengungsi Segera Masuk AS)

 

Mereka tidak berteriak atau berorasi seperti unjuk rasa pada umumnya, melainkan hanya diam berdiri sembari memegang spanduk dan karton berisi tuntutan.

Di belakang mereka, tampak sesosok robot mirip dalam film Transformers. Sang robot yang merupakan orang mengenakan pakaian robot itu hanya bergerak sesekali. Mulai dari pose menembak hingga pose siaga.

Soal tuntutannya, koordinator aksi, Rudi Daman mengatakan, kebijakan Trump melarang masuknya warga beragama Islam dari tujuh negara merupakan bentuk diskriminasi bagi umat Muslim dunia.

"Kebijakan itu jelas merugikan dan menambah panjang derita rakyat dari negara berpenduduk mayoritas Islam. Khususnya di tujuh negara tadi," ujar Rudi.

(Baca: Kebijakannya Diblokir Pengadilan Federal, Donald Trump Berang)

Rudi menilai, kebijakan Trump merupakan warisan pendahulunya George Bush. Trump melanjutkan isu antiislam sekaligus perang terhadap teror di Timur Tengah hanya untuk melancarkan agresi dan menguasai kekayaan alam di sana.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap Trump membatalkan kebijakan yang sangat menuai kontroversi itu. Para mahasiswa juga mengajak masyarakat Indonesia bersatu memberikan rasa solidaritasnya bagi sesama Muslim yang menjadi korban diskriminasi kebijakan Trump.

Kompas TV Dubes AS: Indonesia Aman dari Kebijakan Keimigrasian Trump

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 Suplier Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com