Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tang Kim Teng, Kepahlawanan Orang Tionghoa asal Singapura di Riau...

Kompas.com - 30/01/2017, 15:39 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com – Keberhasilan Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan tak lepas dari kerja keras dan pengorbanan para pejuang, tentunya dari berbagai latar belakang.

Sejarah mencatat banyak suku anak bangsa terlibat dalam perjuangan itu, termasuk dari etnis Tionghoa.

Namun, kurangnya informasi membuat para pahlawan berlatar belakang etnis Tionghoa kurang dikenal publik, apalagi tokoh yang berjuang di daerah. Salah satunya adalah Tang Kim Teng atau biasa disapa Kim Teng.

Wartawan Kompas Iwan Santosa dalam buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran sejak Nusantara Sampai Indonesia menulis, Kim Teng adalah salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di tanah Riau.

Kepahlawanan pria kelahiran Singapura itu berawal dari ajakan dua sahabatnya, yaitu Tan Teng Hun dan Hasan Basri. Mereka meminta  Kim Teng untuk membantu perjuangan Indonesia.

Meski bukan orang asli Indonesia, Kim Teng bersedia ikut berjuang. Dia kemudian menjadi anak buah Letnan Satu (Lettu)  RA Priodipuro, di Resimen IV Riau.

 

Kim Teng bukan satu-satunya pemuda Tionghoa dalam resimen itu. Setidaknya ada delapan orang Tionghoa lain dan satu orang India dalam resimen tersebut.

Salah satu tugas Kim Teng adalah menjadi mata-mata Indonesia dan mengurusi perbekalan. Adapun perbekalan yang harus disedikan Kim Teng meliputi amunisi, bahan peledak, senjata, pakaian tentara, sepatu, obat-obatan dan kebutuhan prajurit lainnya.

Tentu ini bukan tugas mudah. Untuk memenuhi tugas itu, dia harus menyelundupkan senjata dan perbekalan tersebut dari Singapura ke Pekanbaru melalui jalan laut. Sedangkan Tan Ten Hung temannya, bertugas mengambil barang-barang tersebut di Pekanbaru.

"Kim Teng berulang kali berhasil menyundupkan senjata dari  Singapura ke Pekanbaru," tulis Iwan Santosa

Senjata ditimbun garam

Tantangan, mengirimkan senjata dan perbekalaan makin berat dilakukan saat berlangsungnya Agresi Militer I dan II Belanda. Kim Teng bahkan harus menyamar menjadi pedagang untuk bisa menembus barikade penjagaan Belanda di perairan rute Riau-Singapura.

Usaha penyelundupan Kim Teng nyaris saja gagal saat kapal yang dibawanya diberhentikan kapal patroli Belanda di perairan Tanjung Samak. Waktu itu, dia membawa senjata yang disembunyikan di bawah tumpukan garam curah.

"Isi kapal nyaris digeledah, kalau saja kapal itu tidak membawa surat pengantar Konsul Belanda di Singapura," tulis Iwan.

Bukan hanya sekali itu saja Kim Teng harus berurusan dengan kapal patroli Belanda. Iwan menuliskan, kalau dia harus kucing-kucingan dengan Angkatan Luat Belanda, yaitu pengawal pantai RP Belanda dan P-8 Kapal Perusak di perairan Selat Malaka. 

Rekan seperjuangan Kim Teng, Burhanuddin, memberikan kesaksian kegigihan Kim Teng. Dengan kapal pengangkut sagu yang sederhana, Kim Teng berulang kali berlayar dalam cuaca buruk untuk menembus blokade laut yang dilakukan AL Belanda.

Atas kegigihannya, Kim Teng yang semula diragukan oleh para pejuang Indonesia karena bukan orang asli Indonesia, akhirnya semakin mendapat kepercayaan.

Seorang pejuang bernama Syafei Abdullah yang semula ragu terhadap Kim Teng lalu semakin mantap memberikan kepercayaan setelah melihat Kim Teng berulang kali dengan menggunakan sampan kayuh, mengantar dan membongkar perbekalan yang dibutuhkan pejuang.

Usai masa perjuangan berlalu dan Indonesia meraih kemerdekaan, Kim Teng kemudian membuka kedai kopi.

Saat ini, Kedai Kopi Kim Teng menjadi salah satu tujuan wisata kuliner yang terkenal dan dianggap harus dikunjungi jika berwisata di Pekanbaru, Riau.

(Baca: Kim Teng, Kedai Kopi Legendaris di Pekanbaru)

--

Baca juga artikel menarik bertema Imlek dan peran etnis Tionghoa lainnya:

 

- Yap Thiam Hien, Advokat untuk Semua Manusia...

- "Pendoedoek Tionghoa Membantoe Kita..."

- Sejarah Pondok Cina dan Rumah Tua yang Kehilangan Konteks Budaya...

- Mengenang Yap Tjwan Bing, Tokoh Nasional asal Solo

- Sejarah Pondok Cina dan Rumah Tua yang Kehilangan Konteks Budaya...

- Kisah John Lie, "Hantu Selat Malaka", Pahlawan Penyelundup Senjata...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com