Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Pertemuan Jokowi-Antasari dan Berkas Pembunuhan Nasrudin

Kompas.com - 27/01/2017, 10:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Kejar polisi

Kepada Kompas.com melalui sambungan telpon, Kamis malam, Antasari juga enggan berbicara banyak soal pertemuannya dengan Presiden. Ia lebih memilih berkomentar soal rencana Polda Metro Jaya menindaklanjuti dua laporannya yang sempat dia layangkan, 2011 silam.

"Silakan saja. Itu kan memang kewenangan mereka. Ya jangan kejar saya, kejar mereka (polisi)," ujar Antasari.

"Saya kan sudah melaporkan tuh, soal SMS dan peluru, tolong diselesaikan saja," lanjut dia.

Bahkan, selain soal SMS dan peluru, banyak kejanggalan yang terjadi dalam proses perkaranya dan mesti diusut tuntas.

"Salah satunya baju korban itu ke mana? Cari dong," ujar dia.

Penuntasan perkaranya, akan menguak siapa sebenarnya dalang pembunuhan Nasrudin Zulkarnain.

Kepala Polda Metro Jaya Irjen (Pol) M. Iriawan mengatakan, pihaknya menindaklanjuti laporan Antasari itu. Namun, Iriawan akan membuka-buka kembali berkas perkara Antasari terlebih dahulu.

Berkas perkara dibahas bersama Presiden?

Pukul 15.20 WIB, lima menit setelah Antasari masuk ke ruang tunggu, lima orang paruh baya berjalan keluar Istana Presiden. Ada yang mengenakan kemeja putih biasa, ada pula yang mengenakan seragam Polri.

Mereka diketahui merupakan para mantan penyidik Polda Metro Jaya yang menjebloskan Antasari ke penjara. Satu orang di antaranya yang mengenakan kemeja putih bercelana krem tampak membawa dokumen berjilid tebal. Hampir sejengkal tebalnya.

Buku bersampul merah dengan foto Antasari Azhar itu diapit di antara lengan dan pinggangnya. Di atas foto Antasari itu tercetak lambang Polda Metro Jaya. Dari rupanya, dokumen itu nampak seperti berkas perkara. Kelimanya sempat berfoto dengan latar belakang Istana, lalu berjalan keluar Istana melalui pintu dekat Kementerian Sekretariat Negara.

(Baca: Polda Metro Jaya Akan Buka Kembali Kasus Antasari Azhar)

Tidak beberapa lama kemudian, Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) M. Iriawan menyusul keluar Istana. Ia mengaku, usai dipanggil Presiden. Namun, ia membantah pertemuannya dengan Presiden membahas seputar perkara Antasari yang belum tuntas.

"Enggak. Enggak bicarain (perkara Antasari). (Presiden) nanya situasi Ibu Kota. Kan saya termasuk bawahan beliau. Ya ngobrol saja, bagaimana situasi, alhamdulilah aman, tertib dan lancar," ujar Iriawan.

Ditanya mengapa sejumlah mantan penyidik Antasari juga ikut mendatangi Istana, Iriawan menegaskan, kedatangan mereka tidak ada kaitannya dengan perkara Antasari.

"Oh enggak ada, pas (mereka) nganter saja. Enggak ada kaitannya," ujar dia sembari menutup pintu mobil.

Iriawan pun keluar dari Istana. Iriawan merupakan mantan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2009 silam.

Saat itu, Iriawan lah yang menyidik perkara Antasari. Fakta mantan penyidik Antasari yang membawa berkas perkara Antasari ke Istana juga menjadi teka-teki.

Kompas TV Antasari Azhar Datangi Lapas Untuk Mengurus Pembebasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com