Bahkan, yang juga mengundang tawa adalah saat salah satu YouTuber mengaku belum pernah naik pesawat seumur hidupnya.
"Kan saya tanya, gimana perasaan kalian ikut rombongan Presiden? Ada yang jawab, 'Kayak mimpi Om, naik pesawat saja belum pernah, ini pesawat Presiden pula.' Waduh, lagi-lagi saya dipanggil Om. Saya ketawa geli dengar itu," ujar dia.
Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin menambahkan, selain soal keterlambatan, para YouTuber itu juga tidak terbiasa dengan blusukan ala Jokowi yang biasa berjalan di jalur darat berjam-jam serta menyapa ribuan warga tiba-tiba.
"Jadi mereka itu mabuk darat. Mungkin belum biasa ya. Beda dengan wartawan Istana yang sudah biasa. Jadi maklum saja mabuk darat," ujar Bey.
Meski demikian, Bey mengaku cukup puas atas hasil video blog dari para YouTuber itu.
Ia pun menunggu arahan Presiden untuk mengajak YouTuber lainnya pada kunjungan kerja selanjutnya.
Cara efektif
Pengamat media sosial Nukman Luthfie berpendapat, cara Jokowi mengomunikasikan kinerja pemerintah dengan penonton YouTube sangat efektif untuk mendongkrak kepercayaan publik.
Nukman memaparkan, dari 200 juta penduduk Indonesia, lebih dari 100 juta di antaranya merupakan pengguna internet.
Tak hanya itu, 90 juta di antaranya memiliki akun di media sosial, baik itu Facebook, Instagram, Twitter, maupun YouTube.
Karakteristik pengguna internet lebih senang terhadap media sosial yang berplatform audio visual.
Selain itu, ada kecenderungan bahwa mereka yang senang berselancar di dunia maya akan semakin jarang mengonsumsi media massa, baik televisi, radio, online, apalagi koran.
"Atas kondisi demikian, di situlah Presiden atau pemerintah masuk, menyasar generasi muda yang jarang mengonsumsi media mainstream, tetapi gemar YouTube-an," ujar Nukman.
"Program kebijakan pemerintah yang selama ini disampaikan melalui media massa itu positif, tetapi ternyata tak sampai ke generasi muda yang gemar berselancar di dunia maya. Maka dari itu, jelas mengajak YouTubers sangat efektif mengomunikasikan pemerintah dengan yang tidak tersentuh media massa itu," lanjut dia.
Nukman mengapresiasi cara Jokowi itu.
Menurut dia, belum ada Presiden di Indonesia yang mencoba menyentuh segmen itu dalam rangka menjalin komunikasi dengan seluruh rakyat.
Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, lanjut Nukman, komunikasi pemerintah dengan generasi tak tersentuh media massa tersebut dilaksanakan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Namun, hal itu dirasa kurang maksimal.
"Ibu Ani kan biasa tuh mengundang pemilik akun Instagram ke Istana. Ibu Ani beberapa kali melakukan itu. Namun, itu bukan dalam rangka kunjungan kerja. Itu sih yang penting akrab sama kalangan media sosial saja," ujar Nukman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.