Tuhan yang satu
Dalam terang itu Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Tuhan siapa?
Bukan Tuhan Kristen, bukan Tuhan Hindu, bukan Tuhan Kejawen, bukan Tuhan Islam, bukan Tuhan Konghucu, bukan Tuhan Budha. Tapi, tuhan yang satu itu, satu-satunya Sumber Kehidupan.
Ya, cuma ada satu Tuhan itu. Tuhan yang sama yang dialami Yesus, Budha, Krishna, Rumi, dan semua para nabi. Semua orang suci di muka bumi yang lahir di sepanjang segala zaman yang pada dirinya mengalami pengalaman akan Tuhan sesungguhnya hanya bicara tentang Tuhan yang satu itu.
Kedegilan hati manusialah yang kemudian mereduksi seolah-olah Tuhan itu berbeda-beda versi. Yesus mengajak setiap manusia untuk mencintai dan mengalami pengalaman akan Tuhan yang satu itu.
Bagaimana caranya mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi?
Hanya ada satu cara: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kenapa mencintai Tuhan harus berarti mencintai sesama manusia?
Ya tidak bisa tidak karena seperti yang Yesus katakan, Tuhan dan manusia adalah satu. Ia bukan dua entitas yang terpisah satu sama lain. Adalah tidak mungkin mencintai Tuhan tanpa mencintai manusia.
Siapakah sesamaku manusia?
Yesus punya cerita yang sangat indah saat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh seorang Ahli Taurat tentang siapakah sesamaku manusia. Ia menuturkan kisah orang samaria yang baik hati. Ceritanya bisa dibaca di sini.
Sesamaku manusia adalah siapapun dia yang mengalami kesusahan tanpa harus memandang agama, suku, ras, dan golongannya.
Bagi Yesus seorang manusia berharga karena ia adalah manusia, bukan karena latar belakang atau atribut sosialnya. Bahkan, seorang yang dianggap pendosa oleh kelompok masyarakat adalah mulia di mata Yesus.
Itulah kenapa ia memilih singgah di rumah Zakeus pemungut cukai yang dibenci oleh masyarakat Yahudi.
Itulah kenapa ia membela seorang pelacur yang hendak dirajam batu, menyembuhkan orang kusta dan buta yang dipandang hina masyarakat karena dianggap mengidap dosa turunan.