JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial telah melakukan rapid assesment atau kaji cepat korban gempa di empat lokasi pengungsian di Pidie Jaya, Aceh.
Kaji cepat ini merupakan metode awal untuk memetakan para korban, agar bantuan diberikan sesuai kebutuhan.
"Assesment utamanya dilakukan pada kelompok rentan, yakni lansia, disabilitas, ibu hamil, ibu menyusui dan anak anak. Serta warga yang anggota keluarganya meninggal," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulis, Minggu (11/12/2016).
Menurut Khofifah, hasil kaji cepat ini akan menjadi dasar pemberian layanan kepada pengungsi, terutama berkaitan pemenuhan kebutuhan dasar.
Berdasarkan data ini, tim juga akan menentukan intervensi atau aktivitas lanjutan untuk mengurangi dampak negatif dari gempa.
Koordinator Tim Layanan Dukungan Psikososial Kemensos, Milly Mildawati mengatakan, hasil kaji cepat pada pengungsi yang kehilangan anggota keluarganya menunjukkan bahwa mereka masih sangat berduka.
Mereka juga ketakutan berada di dalam ruangan dan lebih memilih berada di luar rumah, beraktivitas dan tidur di tenda-tenda.
"Kondisi ini agak berbeda dengan warga yang tinggal di pesisir pantai. Ketakutan mereka berbeda, dua kali lipatnya. Mereka takut berada di dalam ruangan dan takut tsunami," kata Milly.
(Baca juga: 45.329 Warga Aceh Masih Mengungsi)
Terkait korban anak-anak, Milly mengatakan, tim dukungan psikososial mendapati anak-anak juga masih mengalami rasa takut, terlebih saat terjadi gempa susulan.
Mereka umumnya menunjukkan reaksi tubuh gemetar, panik, saling berpelukan dan menjerit karena takut.
Sementara itu, hasil kajian cepat menunjukkan korban gempa yang merupakan penyandang disabilitas, jumlahnya lebih sedikit. Namun, tim Kememsos telah siap memberikan bantuan jika ada yang membutuhkan pertolongan.
Berikut data yang diperoleh dari hasil kajian cepat di empat lokasi:
1. Meunasah Juroeng
Jumlah pengungsi total 1.300 jiwa. Balita 150 orang, Ibu hamil 20 orang, Ibu menyusui 30 orang. Kemudian, lansia 60 orang, anak disabilitas 7 orang, dan dewasa disabilitas 1 orang
2. Meunasah Balek