Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkifli Imbau Masyarakat Tak Demo pada 25 November dan 2 Desember

Kompas.com - 22/11/2016, 17:48 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua DPP Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menegaskan, konstitusi melindungi hak setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasinya di muka umum.

Kendati demikian, ia mengimbau, agar masyarakat tak lagi menggelar aksi unjuk rasa terkait kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Aksi unjuk rasa lanjutan akan digelar pada 25 November 2016 dan 2 Desember 2016.

“Soal DKI sudah selesai. Kita percayakan kepada aparat penegak hukum. Dan saya imbau untuk tidak demo,” kata Zulkifli usai bertemu Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).

(baca: Kapolri Pertanyakan Motif Pihak yang "Ngotot" Minta Ahok Ditahan)

Ia mengatakan, seluruh elemen masyarakat harus bersatu untuk menjaga agar situasi dan keamanan negara tetap kondusif.

Sehingga, pemerintah dapat bekerja dengan baik dan tenang untuk menyejahterakan masyarakat.

 

(baca: Kapolri Sebut Ada Upaya Makar pada Aksi 25 November)

Sebagai Ketua MPR, Zulkifli menegaskan, lembaga yang dipimpinnya bertugas untuk menjaga konstitusi.

Ia memastikan, MPR akan menjadi garda terdepan dalam melindungi konstitusi negara.

“Karena MPR ini adalah penjaga konstitusi kita, apa itu? Ya tentu saja Pancasila, Kebhinekaan, persatuan dan NKRI,” tandasnya.

Kompas TV Ini Alasan Polisi Tidak Menahan Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com