Sementara PKB, PAN, dan PPP bergabung dengan Partai Demokrat yang selama ini menyatakan sebagai kekuatan penyeimbang, mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
"Padahal pada waktu-waktu yang lalu saya sebetulnya juga sudah mengatakan kalau tadinya sudah bersatu di dalam sebuah penguatan di pemerintahan, mestinya juga di dalam pilkada-pilkada yang ada juga bersama," kata Megawati.
Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah mengakui bahwa hubungan koalisi parpol pendukung pemerintah sempat merenggang setelah penetapan calon di Pilkada DKI.
Tanpa menjelaskan secara spesifik, Basarah menyebut ada situasi yang membuat hubungan parpol pendukung pemerintah menjadi rumit.
Harapannya, dengan konsolidasi yang dilakukan Jokowi dibantu Megawati, hubungan parpol pendukung pemerintah bisa kembali seperti semula.
"Beliau (Megawati) meminta jangan sampai pilihan koalisi yang berbeda dalam pilkada merusak sendi hubungan dalam skala nasional. Pilkada DKI kan hanya level Provinsi, sementara koalisi yang dibangun pemerintah skala nasional. Ada kepentingan nasional yang lebih besar," ucap Basarah.
Melawan Makar
Basarah tak menampik bahwa penguatan koalisi parpol pendukung pemerintah ini salah satunya untuk menghadapi upaya makar atau menggulingkan pemerintahan oleh kelompok tertentu.
Menurut dia, Jokowi harus mempunyai basis dukungan politik yang kuat dan loyal agar tidak mudah digulingkan. Apalagi jika upaya makar itu dilakukan oleh salah satu parpol.