Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Sri Mulyani soal Indonesia yang Jadi Pasar Potensial Narkotika

Kompas.com - 18/11/2016, 22:01 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, Indonesia merupakan salah satu pasar potensial bagi peredaran psikotropika.

Hal ini seiring dengan peningkatan ekonomi masyarakat kelas menenengah yang cukup signifikan.

"Karena di Indonesia pertumbuhan ekonominya cukup tinggi di middle class, dan terus tumbuh dan terus membaik ekonomi kita. Nah, ini memberikan suatu prospek pasar bagi psikotropika dan narkoba," ujar Sri di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat, Jakarta, Jumat (18/11/2016).

Ia mengatakan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan selain menerima biaya cukai barang juga melakukan penegakan hukum dengan menjaga seluruh perbatasan. Hal ini guna mengantisipasi penyelundupan, termasuk narkoba.

(Baca: Divonis Seumur Hidup karena Kasus Narkoba, Warga AS Bilang "Okay, Very Good")

Menurut catatan, pada 2014 Ditjen Bea Cukai menangkap dan menindak kasus penyelundupan narkoba sebanyak 219 kasus dengan barang bukti sebanyak 316,06 kilogram narkoba.

Kemudian pada 2015, jumlah kasus menurun, tetapi barang bukti meningkat hampir dua kali lipat.

"176 kasus, barang bukti 599,75 kilogram," kata dia.

Sementara pada 2016, angka peningkatan kasus cukup signifikan.

Sejak Januari hingga November 2016, jumlahnya mencapai 223 kasus dengan jumlah barang bukti sebanyak 1.072 kilogram narkotika.

"Jadi kenaikan lebih dari tiga kali lipat dari 2014, dan dua kali lipat dari 2015. Ini menandakan Indonesia saat ini tengah dan terus diancam dari bahaya narkoba dan sebagai satu destinasi pasar yang luar biasa untuk narkoba," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

(Baca: Pengusaha Setuju Tempat Hiburan yang Edarkan Narkoba Ditutup)

Sri Mulyani hadir dalam konferensi pers di BNN yang merilis penangkapan bandar narkoba sindikat internasional. BNN menggagalkan upaya peredaran narkotika jenis sabu dan happy five (H5) dari Taiwan oleh sindikat narkotika internasional pada Selasa (15/11/2016) lalu.

Penangkapan dilakukan di Kompleks Pergudangan Sentral Kosambi, Dadap, Tangerang, Banten. Dua dari tiga pelaku tewas ditembak karena melakukan perlawanan dan mencoba kabur saat ditangkap.

Salah seorang pelaku yang tewas merupakan anggota Korps Pasukan Khas TNI AU (Kopaskhas) Wing I yang bermarkas di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Adapun barang bukti yang turut diamankan, yakni 100.615 gram sabu dan 300.250 butir H5. Selain itu, satu pucuk senjata api, delapan butir peluru, dua buah selongsong peluru, satu unit mobil, dan sembilan unit telepon genggam.

Kompas TV Panglima TNI Tegaskan Anggotanya Tertembak karena Jadi Bandar Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com