Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon Terpilih Jadi Ketua Umum Perkerisan Nasional Indonesia

Kompas.com - 13/11/2016, 12:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terpilih menjadi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dalam Kongres ke-2 SNKI di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Fadli terpilih secara aklamasi menggantikan mantan Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno.

"SNKI adalah organisasi yang penting dalam merawat dan mengembangkan kebudayaan perkerisan," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis Minggu (13/11/2016).

"Selain batik atau wayang, keris adalah warisan kebudayaan Nusantara yang telah diakui dunia. Budaya ini harus dilestarikan," ucapnya.

Fadli akan memimpin organisasi yang menghimpun paguyuban dan pelaku budaya perkerisan itu untuk periode 2016-2021.

Hadir 156 organisasi paguyuban keris se-Indonesia dan para empu, perajin, kolektor, dan sesepuh dunia perkerisan dalam kongres tersebut.

Fadli, yang telah tertarik dan mengoleksi keris sejak zaman mahasiswa, menyatakan bahwa keterlibatannya dalam SNKI adalah bentuk pengabdian.

"Budaya adalah elemen penting pembentukan karakter, sekaligus menjadi identitas yang membedakan satu komunitas atau bangsa dari komunitas dan bangsa lainnya. Tanpa budaya, orang jadi tidak memiliki identitas. Itu sebabnya kita harus melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, termasuk keris ini," kata dia.

Fadli mengatakan, keris adalah budaya Nusantara yang tak hanya dikenal dalam masyarakat Jawa, tetapi juga Sunda, Madura, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, serta Sunda Kecil.

"Jadi, budaya keris hidup merentang mulai dari barat hingga ke timur Nusantara. Benar-benar merupakan warisan kebudayaan yang memiliki akar jauh," ucapnya.

(Baca: Fadli Zon Pamerkan Keris-kerisnya kepada Dubes Rusia)

Sebagai Ketua Umum SNKI yang baru, Fadli akan memperkuat organisasi SNKI serta melestarikan budaya perkerisan. Salah satunya ialah dengan menjadikan keris sebagai cendera mata.

"Saat ini keris telah menjadi salah satu cendera mata kenegaraan dalam kegiatan diplomasi kita. Keris juga sudah menjadi bagian dari ekonomi kreatif," ujar Fadli.

Fadli juga berharap SNKI dapat mendorong kajian keilmuan atas budaya perkerisan agar budaya keris ini bisa menjadi ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari oleh anak-anak di bangku sekolah.

"Tanpa kajian keilmuan, kebudayaan bisa mati karena hanya akan dianggap sebagai artefak belaka," tuturnya.

(Baca juga: Keris-keris Fadli Zon "Mejeng" di Gedung DPR)

Sebagai bagian dari ekonomi kreatif, Fadli menyampaikan jika keris tak berbeda jauh dengan benda seni bernilai tinggi lainnya.

"Keris ini mirip lukisan. Keris bisa punya story dan juga histori, yang membuatnya bisa bernilai sangat tinggi. Namun, kadang terjadi moral hazard. Karenanya, seperti halnya lukisan, keris juga perlu mendapatkan kurasi dan sertifikasi untuk melindungi para penggemar keris. Di situ SNKI bisa berperan memberikan supervisi," kata dia.

Keris telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan agung budaya dunia tahun 2005. SNKI juga menjadi organisasi yang terakreditasi di UNESCO di samping organisasi wayang dan tradisi lisan.

(Unggul Tri Ratomo/ant)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-serbi Isu Anies di Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies di Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

Nasional
Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com