JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon terpilih menjadi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dalam Kongres ke-2 SNKI di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Fadli terpilih secara aklamasi menggantikan mantan Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno.
"SNKI adalah organisasi yang penting dalam merawat dan mengembangkan kebudayaan perkerisan," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis Minggu (13/11/2016).
"Selain batik atau wayang, keris adalah warisan kebudayaan Nusantara yang telah diakui dunia. Budaya ini harus dilestarikan," ucapnya.
Fadli akan memimpin organisasi yang menghimpun paguyuban dan pelaku budaya perkerisan itu untuk periode 2016-2021.
Hadir 156 organisasi paguyuban keris se-Indonesia dan para empu, perajin, kolektor, dan sesepuh dunia perkerisan dalam kongres tersebut.
Fadli, yang telah tertarik dan mengoleksi keris sejak zaman mahasiswa, menyatakan bahwa keterlibatannya dalam SNKI adalah bentuk pengabdian.
"Budaya adalah elemen penting pembentukan karakter, sekaligus menjadi identitas yang membedakan satu komunitas atau bangsa dari komunitas dan bangsa lainnya. Tanpa budaya, orang jadi tidak memiliki identitas. Itu sebabnya kita harus melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, termasuk keris ini," kata dia.
Fadli mengatakan, keris adalah budaya Nusantara yang tak hanya dikenal dalam masyarakat Jawa, tetapi juga Sunda, Madura, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, serta Sunda Kecil.
"Jadi, budaya keris hidup merentang mulai dari barat hingga ke timur Nusantara. Benar-benar merupakan warisan kebudayaan yang memiliki akar jauh," ucapnya.
(Baca: Fadli Zon Pamerkan Keris-kerisnya kepada Dubes Rusia)
Sebagai Ketua Umum SNKI yang baru, Fadli akan memperkuat organisasi SNKI serta melestarikan budaya perkerisan. Salah satunya ialah dengan menjadikan keris sebagai cendera mata.
"Saat ini keris telah menjadi salah satu cendera mata kenegaraan dalam kegiatan diplomasi kita. Keris juga sudah menjadi bagian dari ekonomi kreatif," ujar Fadli.
Fadli juga berharap SNKI dapat mendorong kajian keilmuan atas budaya perkerisan agar budaya keris ini bisa menjadi ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari oleh anak-anak di bangku sekolah.
"Tanpa kajian keilmuan, kebudayaan bisa mati karena hanya akan dianggap sebagai artefak belaka," tuturnya.
(Baca juga: Keris-keris Fadli Zon "Mejeng" di Gedung DPR)
Sebagai bagian dari ekonomi kreatif, Fadli menyampaikan jika keris tak berbeda jauh dengan benda seni bernilai tinggi lainnya.
"Keris ini mirip lukisan. Keris bisa punya story dan juga histori, yang membuatnya bisa bernilai sangat tinggi. Namun, kadang terjadi moral hazard. Karenanya, seperti halnya lukisan, keris juga perlu mendapatkan kurasi dan sertifikasi untuk melindungi para penggemar keris. Di situ SNKI bisa berperan memberikan supervisi," kata dia.
Keris telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan agung budaya dunia tahun 2005. SNKI juga menjadi organisasi yang terakreditasi di UNESCO di samping organisasi wayang dan tradisi lisan.
(Unggul Tri Ratomo/ant)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.