1. Trump menangi Pemilu Amerika
Dunia dibuat terkejut. Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Sebelumnya, tidak ada pengamat politik ataupun lembaga survei yang memprediksi kemenangan spektakuler miliarder kontroversial itu.
Calon presiden Partai Republik itu telah mengalahkan lawannya dari Partai Demokrat, mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton.
Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS.
Sejumlah lembaga survei memproyeksikan kemenangan Trump di negara bagian Wisconsin yang memberikan 270 electoral votes yang diperlukan Trump untuk menjadi penghuni baru Gedung Putih.
Aroma kemenangan pebisnis yang lahir pada 14 Juni 1946 ini sudah mulai tercium setelah dia tanpa terduga menghancurkan benteng pertahanan "Blue Firewall" Hillary.
Trump membuat shock pendukung Hillary dengan meraih kemenangan meyakinkan di Wisconsin dan Pennsylvania yang selalu memilih capres Demokrat sejak Pilpres AS 1988.
Selengkapnya baca di sini.
Ikuti perkembangan berita seputar Pemilu Amerika Serikat dalam topik ini.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya kekerabatan angkat dengan keluarga Andi Baso Amir, salah satu keluarga muslim. Baso Amir telah lama wafat sejak 1990. Sedangkan istrinya, Misribu, wafat pada 2014.
Saat ini, anggota keluarga Baso Amir yang masih aktif berhubungan dengan Ahok adalah anak tertuanya, Andi Analta Amir (53).
Menurut Analta, ayahnya dan ayah Ahok, Indra Tjahaja Purnama, merupakan teman akrab. Keakraban itulah yang membuat ayahnya sudah mengganggap Ahok dan saudara-saudara kandungnya yang lain seperti anak sendiri. Begitupun sebaliknya.
"Ibu saya pernah cerita kalau ayah Ahok dan ayah saya sudah berikrar disaksikan ibu saya, 'kita saudara dunia akhirat. Anakmu anakku, anakku anakmu'," kata Analta saat ditemui di Sekretariat Tim Kampanye Ahok, di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2016).
Bagaimana kisah keeratan dua keluarga ini, silakan baca di sini.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan musisi Ahmad Dhani yang juga calon wakil walikota Kabupaten Bekasi dilaporkan ke polisi terkait tindakan mereka saat aksi damai 4 November lalu.
Fahri Hamzah dilaporkan Barisan Relawan Jalan Perubahan (BaraJP) atas dugaan perbuatan penghasutan dan makar terhadap pemerintah. Selengkapnya baca di sini. http://nasional.kompas.com/read/2016/11/09/13081071/fahri.hamzah.dilaporkan.ke.bareskrim.polri
Sementara, Dhani dilaporkan ke polisi karena dianggap menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berorasi dalam unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 4 November 2016. Baca di sini.
Sebelumnya, Dhani juga dilaporkan oleh Laskar Rakyat Jokowi (LRJ) ke polisi dengan tuduhan yang sama. Baca di sini.
Sebaliknya, Ahmad Dhani juga melaporkan seorang pemilik akun Facebook ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik melalui media sosial.
Pemilik akun itu disebut menyebar fitnah karena pada status Facebook-nya ia menulis bahwa Dhani telah menghina Presiden Joko Widodo dalam orasi Aksi Damai 4 November 2016.
Baca di sini.
Aliran Sungai Citepus kembali mengamuk pascahujan deras yang mengguyur Kota Bandung, Rabu (9/11/2016) sore. Derasnya aliran sungai yang meluap ke jalan membuat dua mobil terseret arus banjir.
Ceppy Setiawan Ketua RW 02, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar mengaku sempat melihat dua unit mobil terseret arus banjir.
"Mobilnya lagi parkir, lalu terseret arus. Yang satu Avanza masuk ke sungai, satu lagi Kijang nyangkut di depan rumah warga," kata Ceppi di lokasi kejadian.
Beberapa waktu lalu banjir serupa juga melanda Bandung. Selengkapnya baca di sini.
Sejumlah orang kembali menolak kehadiran calo wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat saat Djarot menemui tokoh Betawi, Haji Saman, di Jalan Haji Mading, Kembangan Utara, Jakarta Barat.
Saat Djarot tiba di sana, awalnya tidak ada aksi penolakan. Namun, beberapa saat kemudian muncul kelompok massa organisasi masyarakat (ormas) yang menolak kehadiran Djarot.
Sebelumnya, aksi penolakan terhadap kehadiran calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot juga terjadi di sejumlah tempat.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Gembong Warsono, menyesalkan adanya aksi penolakan terhadap Ahok dan Djarot di Jakarta Barat.
Menurut Gembong, penolakan kampanye tersebut mencederai demokrasi. Selengkapnya baca di sini.
Saat berdiskusi dengan para pengunjuk rasa Djarot menyatakan bisa melaporkan penolakan para pengunjuk rasa itu kepada Bawaslu.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta, Mimah Susanti, mengatakan, tidak boleh ada pihak yang menghalangi pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta berkampanye.
Dia merujuk penolakan dan penghadangan kampanye yang dilakukan kelompok massa terhadap pasangan Ahok-Djarot di sejumlah lokasi.
Mimah menegaskan, setiap pasangan cagub-cawagub memiliki hak berkampanye sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2016 tentang Kampanye.
Selengkapnya baca di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.