JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) membantah isu bahwa ayahnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, berada di belakang aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11/2016) lalu.
Menurut Ibas, pasca-reformasi, penyampaian pendapat di Indonesia lebih baik, demokratis, dan semakin dewasa.
Oleh karena itu, Ibas meminta tidak ada pihak yang mencederai kebebasan berekspresi rakyat Indonesia dengan komentar-komentar seolah ada yang mengatur demokrasi. Ibas menilai komentar semacam itu justru membingungkan rakyat.
"Kami yakin menyampaikan aspirasi, pendapat, saat ini lebih bagus. Itu sudah dimulai sejak reformasi bergulir," kata Ibas dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/11/2016).
Ibas menambahkan, selama 10 tahun kepemimpinan SBY, tidak sedikit muncul protes dan demonstrasi.
"Hal tersebut sangat wajar, lumrah, sepanjang itu konstruktif dan dengan cara yang baik sesuai aturan yang berlaku," kata dia.
Menurut Ibas, demokrasi yang baik adalah yang bermartabat, beretika, dan bermoral.
"Seharusnya, pemerintah atau pihak-pihak lain malah mendukung dan menyambut baik masyarakat untuk berekspresi sepanjang tidak anarkistis, tidak rusuh, dan tidak merusak," ucapnya.
Ibas juga berpesan agar semua pihak menghormati semua golongan. Menurut Ibas, kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak perlu terjadi sepanjang semua pihak menghormati empat pilar kebangsaan, yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
(Baca juga: Komisi III Segera Bentuk Tim Pengawas Hukum Kerusuhan 4 November)
Unjuk rasa pada Jumat lalu berjalan damai hingga pukul 18.00 WIB. Masyarakat berkumpul di sekitar Istana Kepresidenan dengan tertib untuk menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menista agama.
Namun, seusai demonstrasi, pada malam harinya, bentrok terjadi antara kepolisian dengan sebagian pendemo yang belum membubarkan diri.
Presiden Jokowi yang siang harinya meninjau proyek Infrastruktur di Bandara Soekarno-Hatta baru kembali ke Istana setelah kerusuhan mampu diredam.
Setelah memimpin rapat terbatas, Presiden menyatakan apresiasi terhadap unjuk rasa yang tertib pada pagi hingga sore hari, tetapi menyesalkan kejadian pada malam harinya.
Jokowi menyebut kerusuhan ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi. (Baca juga: Menurut Jokowi, Informasi Intelijen soal Jumlah Demonstran 4 November Meleset)