Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN Bambang Brodjonegoro Serahkan LHKPN ke KPK

Kompas.com - 08/11/2016, 15:26 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyambangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (8/11/2016).

Bambang tiba pukul 12.35 WIB menggunakan batik coklat lengan panjang. Kedatangannya dalam rangka menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

"LHKPN diserahin karena saya pindah posisi. Pindah posisi kan memang harus kasih LHKPN," kata Bambang di Gedung KPK, Jakarta.

Bambang menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 27 Oktober 2014, yang kini ditempati oleh Sri Mulyani. Setelah perombakan kabinet pada 27 Juli 2016 lalu, Bambang menjabat sebagai Menteri PPN menggantikan Sofyan Djalil.

Berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Keputusan KPK Nomor 7 tahun 2005 terkait tata cara pendaftaran LHKPN, laporan tersebut paling lambat disertakan dua bulan setelah resmi menjabat. Namun, Bambang baru menyerahkan tiga bulan setelah menjabat.

Berdasarkan situs LHKPN KPK, pada 11 November 2014, Bambang memiliki harta tidak bergerak bernilai Rp 15.280.749.909. Harta bergerak dari logam mulia bernilai Rp 191.282.500.

Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding pada 14 Juni 2014 sebesar Rp 191.520.000 Adapun kepemilikan surat berharga Bambang pada 11 November senilai 92.446.000.

Dibanding 14 Juni 2014, kepemilikan surat berharga Bambang mengalami kenaikan dari Rp 36.385.000.

Sedangkan kepemilikan giro dan kas lainnya mengalami penurunan. Pada 14 Juni 2014 sebesar Rp 2.095.494.644, namun pada 11 November 2014 sebesar Rp 1.782.741.780.

Harta Bambang per 11 November 2014 sebesar Rp 17.346.950.279 dan USD 57.673. Dikurangi hutang sebesar Rp 3.551.376.477, total kekayaan Bambang sebesar Rp 13.795.573.802 dan USD 57.673.

Kompas TV 200-an Anggota DPR Belum Lapor Kekayaan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com