Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut Sebut Para Pembisik yang Dorong SBY Berkomentar soal Demonstrasi 4 November

Kompas.com - 03/11/2016, 11:29 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai tak elok jika Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal aksi unjuk rasa yang akan berlangsung Jumat (4/11/2016) besok.

Pernyataan SBY akan dianggap bermuatan politis karena putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono juga mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017 dan bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

(Baca: SBY: Kalau Pendemo Diabaikan, sampai Lebaran Kuda Masih Ada Unjuk Rasa)

Sementara unjuk rasa Jumat menuntut Ahok untuk diproses hukum. 

 

"Kalau sudah kaitan dengan Ahok, pak SBY harus ingat, anaknya pesaing Ahok. itu yang aku lihat tidak elok," kata Ruhut saat dihubungi, Kamis (3/11/2016).

Ruhut menambahkan, langkah SBY tersebut akibat ulah "pembisik". Kaitan dengan unjuk rasa 4 November, kata dia, lebih baik diserahkan kepada Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Jika ingin memberi masukan, SBY tak perlu menyampaikan lewat media melainkan bisa secara pribadi.

(Baca: SBY: Proses Hukum Ahok Tak Boleh Dipengaruhi Pemerintah dan Pendemo)

"Ini kan pembisik-pembisik saja. maaf saja, kan jadi banyak meme mengenai beliau (SBY). Aku sedih. Pembisik itu selektif lah. Sekarang kan kasihan. Seperti gimana SBY 10 tahun sudah berbuat banyak, dianggapnya kok jadi begitu," tuturnya.

Adapun mengenai "pembisik-pembisik" tersebut, Ruhut telah beberapa kali menyebutkannya dalam beberapa kali kesempatan.

Salah satunya saat dirinya dicopot dari posisi Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat. Beberapa nama yang sering disebut Ruhut, di antaranya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan hingga Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin.

(Baca: SBY: Kalau Ingin Negara Ini Tidak Terbakar Amarah, Ahok Mesti Diproses Hukum)

"Ini manusia-manusia di lingkungan bapak sekarang ke kanak-kanakan. Aku sedih," ucap Anggota Komisi III DPR itu.

SBY sengaja menggelar konferensi pers untuk mengomentari soal rencana unjuk rasa massa yang menuntut Ahok untuk diproses hukum, Rabu (2/11/2016). 

SBY mengungkap ada informasi intelijen yang menyebut bahwa aksi tersebut didanai partai politik. SBY menilai 

(Baca: SBY: Info Intelijen Demo 4 November Digerakkan Parpol, Itu Fitnah dan Menghina)

Dalam jumpa pers di kediamannya tersebut, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, dia menganggap informasi tersebut fitnah.

"Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran," kata Presiden keenam RI itu.

SBY juga mendesak Polri untuk memproses hukum Ahok atas dugaan penistaan agama. SBY bahkan mengingatkan Polri agar jangan sampai negara "terbakar" terkait proses hukum terhadap Ahok.

"Kalau ingin negara ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan, Pak Ahok mesti diproses secara hukum. Jangan sampai beliau dianggap kebal hukum," ucap SBY.

Kompas TV SBY: Jangan Asal Tuduh Siapa Penggerak Demo 4 November

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com