Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: 351 Tewas Terdampak Bencana Selama 2016

Kompas.com - 31/10/2016, 07:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat, terjadi 1.853 bencana di Indonesia selama 2016.

Berbagai bencana itu menewaskan 351 orang. Data ini merupakan yang terbaru atau hingga Oktober 2016.

"Menguatnya La Nina dengan intensitas lemah, dipole mode negatif, dan hangatnya suhu muka air laut di perairan wilayah Indonesia telah memberikan dampak meningkatnya bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dikutip Antara, Senin (31/10/2016).

Dia mengatakan, angka dapat bertambah seiring fenomena alam yang dapat memicu bencana.

Jumlah bencana tahun ini, kata Sutopo, lebih banyak dibanding periode yang sama tiga tahun sebelumnya. Dia menyebut, tahun 2012 terdata 1.811 bencana, tahun 2013 sebanyak 1.674 bencana, dan tahun 2015 terjadi 1.732 bencana.

Namun, jumlah bencana tahun ini lebih rendah ketimbang 2014 yang terdapat 1.967 bencana. Meski demikian, diperkirakan total jumlah bencana selama 2016 akan lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2014.

Kejadian pada 2016, kata dia, sekitar 89 persen adalah bencana hidrometeorologi, yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca, seperti banjir, longsor, puting beliung, dan gelombang pasang.

Sisanya, atau sembilan persen, adalah kebakaran hutan dan lahan, sementara dua persen bencana geologi, yaitu gempa bumi dan erupsi gunung api.

Sutopo mengatakan, longsor adalah bencana yang paling mematikan dan telah menyebabkan 149 orang tewas.

Kemudian, banjir menyebabkan 130 orang tewas, sementara kombinasi banjir dan longsor menyebabkan 45 orang tewas.

Selain itu, bencana telah menyebabkan 2,4 juta orang menderita dan mengungsi, 5.221 rumah rusak berat, 6.073 rumah rusak sedang, 18.441 rumah rusak ringan, dan ratusan ribu rumah terendam banjir.

Dari sebaran kejadian bencana, lanjut dia, Provinsi Jawa Tengah paling banyak dengan 456 kejadian, Jawa Timur 298 kejadian, Jawa Barat 256, Kalimantan Timur 174, Aceh 70, dan Sumatera Barat 69 kejadian.

BNPB mendata, hampir semua provinsi di Indonesia mengalami bencana selama 2016.

"Seiring meningkatnya curah hujan, maka bencana akan meningkat pula. Puncak hujan diperkirakan berlangsung Desember 2016 hingga Februari 2017," katanya.

Dia mengatakan, daerah-daerah rawan banjir, longsor, dan puting beliung berpotensi tinggi mengalami bencana.

"Cuaca ekstrem yang bersifat lokal, seperti yang telah terjadi di Garut dan Bandung, dapat terjadi di mana saja. Terlebih lagi, pasokan uap air dari selatan Jawa masih berlimpah karena hangatnya suhu muka air laut Samudra Hindia di selatan Jawa," kata dia.

Banjir bandang, kata dia, dapat terjadi di mana saja saat muncul hujan ekstrem.

Kritisnya daerah aliran sungai, minimnya kawasan resapan air, tingginya degradasi lingkungan, dan banyaknya permukiman yang berkembang di daerah rawan bencana menyebabkan daerah makin rentan menghadapi bencana.

"Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaannya. Cermati peringatan dini cuaca dari BMKG. Perhatikan kondisi lingkungan di sekitar yang dapat berpotensi menimbulkan bencana. Bencana terjadi saat kita tidak siap," kata dia.

Kompas TV Banjir Genangi 3 Kecamatan di Kabupaten Bandung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menteri ESDM Soal Revisi PP Minerba: Semua K/L Sudah Siap, Tinggal dari Istana

Menteri ESDM Soal Revisi PP Minerba: Semua K/L Sudah Siap, Tinggal dari Istana

Nasional
RUU Kementerian Negara Disetujui Jadi Usul Inisiatif DPR, Bakal Segera Dikirim Ke Presiden

RUU Kementerian Negara Disetujui Jadi Usul Inisiatif DPR, Bakal Segera Dikirim Ke Presiden

Nasional
Menolak Diusung pada Pilkada DKI dan Jabar, Dede Yusuf: Bukan Opsi yang Menguntungkan

Menolak Diusung pada Pilkada DKI dan Jabar, Dede Yusuf: Bukan Opsi yang Menguntungkan

Nasional
DPR Bakal Panggil Mendikbud Nadiem Buntut Biaya UKT Mahasiswa Meroket sampai 500 Persen

DPR Bakal Panggil Mendikbud Nadiem Buntut Biaya UKT Mahasiswa Meroket sampai 500 Persen

Nasional
Pasal dalam UU Kementerian Negara yang Direvisi: Jumlah Menteri hingga Pengertian Wakil Menteri

Pasal dalam UU Kementerian Negara yang Direvisi: Jumlah Menteri hingga Pengertian Wakil Menteri

Nasional
Jokowi Disebut Tak Perlu Terlibat di Pemerintahan Mendatang, Beri Kedaulatan Penuh pada Presiden Terpilih

Jokowi Disebut Tak Perlu Terlibat di Pemerintahan Mendatang, Beri Kedaulatan Penuh pada Presiden Terpilih

Nasional
Kekayaan Miliaran Rupiah Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Kekayaan Miliaran Rupiah Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Nasional
LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus 'Justice Collaborator'

LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus "Justice Collaborator"

Nasional
Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Nasional
Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Nasional
Mengadu ke DPR gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Mengadu ke DPR gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Nasional
Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Nasional
Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nasional
TNI AL Sebut Sumsel dan Jambi Daerah Rawan Penyelundupan Benih Lobster Keluar Negeri

TNI AL Sebut Sumsel dan Jambi Daerah Rawan Penyelundupan Benih Lobster Keluar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com