Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Interpol di Bali Akan Bahas Isu Terorisme hingga "Cybercrime"

Kompas.com - 26/10/2016, 13:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, dalam Sidang Umum Interpol November mendatang akan dibahas isu-isu yang menjadi sorotan internasional.

Khususnya, untuk kejahatan yang melibatkan beberapa negara sekaligus, sehingga butuh penanganan bersama. Salah satu yang menjadi prioritas dalam pembahasan itu yakni masalah terorisme.

"Indonesia merupakan negara yang jadi rujukan dalam penanggulangan terorisme. Dalam forum yang diinisiasi PBB pun libatkan unsur Indonesia," ujar Kepala seksi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme Kementerian Luar Negeri, Masagus Salman Isfahani di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Salman mengatakan, Indonesia dianggap memiliki sistem yang menjadi standar bagi internasional dalam penanggulanan terorisme.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian kerap menjadi pembicara dalam forum internasional terkait isu tersebut.

Topik kedua yang dibahas yaitu kejahatan terorganisir yang kerap mengaitkan satu negara dengan negara lain. Salah satunya dalam bidang ekonomi, yakni aliran dana ilegal ke luar negeri.

"Cakupan kejahatan ini sangat besar, mulai dari terorime, penyelundupan, korupsi, dan cuci uang," kata Salman.

Di negara mana pun, kata Salman, tak ada yang kebal dengan kejahatan terorganisir. Oleh karena itu, butuh penanganan bersama dalam mengatasi kejahatan transnasional itu.

Kemudian, sidang interpol juga akan mengangkat masalah kejahatan siber. Salman mengatakan, Indonesia rentan dengan kejahatan siber seiring meningkatnya infrastruktur dan globalisasi.

"Maka perlu dibicarakan ke rekan-rekan internasional bagaimana memghadapi hadapi cybercrime dan bisa diimplementasikan di Indonesia," kata Salman.

Dengan adanya Interpol, masing-masing negara bisa berbagi data soal kejahatan tertentu yang melibatkan negara tersebut di negara lain.

Ditambah lagi, pelaku kejahatan kerap berpindah-pindah negara untuk bersembunyi. Sementara itu, tidak mudah untuk menangani pelaku kejahatan yang berada di wilayah hukum negara lain.

"Dengan Interpol, kami bisa terbantu. Tanpa bantuan Interpol, kami akan kesulitan," kata Salmon.

Sidang Umum ke-85 Interpol akan diselenggarakan di Bali pada 7-10 November 2016.

Perhelatan internasional ini akan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo serta Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebagai keynote speaker.

Nantinya, Tito akan menyampaikan soal isu terorisme. Sementara itu, Susi akan membawa isu illegal fishing dalam forum tersebut.

(Baca: Sidang Umum Interpol di Bali Akan Dibuka oleh Presiden Jokowi)

Sekitar 154 negara dari 190 anggota Interpol sudah terkonfirmasi hadir dalam sidang tersebut. Dalam kegiatan ini, tak hanya Polri yang terlibat aktif sebagai penyelenggara.

Sidang umum ini juga didukung oleh sekitar 22 kementeriam dan lembaga antara lain Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Luar Negeri, BNPT, Badan Narkotika Nasional, dan Kementerian Perdagangan.

Kompas TV Pengaruh Terorisme Melalui Media Sosial-Satu meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com