Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Sistem Pemilu, antara Terbuka atau Tertutup

Kompas.com - 25/10/2016, 12:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Draf Rancangan Undang-undang Pemilu yang dijanjikan pemerintah sejak dua bulan lalu, akhirnya diserahkan ke DPR pada pekan lalu.

Namun, dalam salah satu usulan pasal terkait sistem pemilu legislatif ternyata menimbulkan polemik.

Dalam draf tersebut, pemerintah mengajukan perubahan sistem. Pada Pemilu Legislatif 2019, pemerintah ingin digunakan sistem proporsional tertutup.

Dalam Pasal 401 diatur bahwa calon anggota legislatif (caleg) terpilih didasarkan pada nomor urut.

Aturan itu menjadi pembeda dengan sistem proporsional terbuka yang basis penentu pemenangnya berdasarkan suara terbanyak.

Partai politik sebagai perserta Pemilu memiliki sikap yang berbeda terkait usulan tersebut.

PDI Perjuangan sebagai pendukung pemerintah menganggap sudah tepat pilihan pemerintah menggunakan sistem proporsional tertutup.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristianto menyatakan, sistem proporsional tertutup menjamin kedaulatan partai tanpa harus mengorbankan representasi rakyat.

"PDI-P mendukung usulan Pemerintah tersebut karena proporsional tertutup memperkuat sistem kepartaian di Indonesia. Bila sistem kepartaian kuat tentu merepresentasikan kehendak rakyat karena apa yang diperjuangkan partai datang dari rakyat," kata Hasto saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/10/2016).

Hasto menambahkan, dengan menggunakan sistem proporsional tertutup, partai bisa memastikan bila semua caleg yang hendak maju ke parlemen memiliki pemahaman ideologi partai yang kuat.

Menurut dia, di PDI-P, hal tersebut bisa diukur dari sekolah partai yang telah dijalankan sejak lama.

Dari situ, kata Hasto, pemahaman ideologi partai tak hanya dipahami secara normatif melainkan juga menyentuh ranah teknis.

"Sebab di sekolah partai kami juga membahas isu-isu terkini yang dikaitkan dengan ideologi partai, sehingga para calon anggota legislatif yang punya nilai bagus memang terbukti memahami ideologi partai hingga teknis," ucap dia.

Saat ditanya apakah sistem proporsional tertutup menguntungkan caleg yang dekat dengan pimpinan parpol, Hasto menjawab, partainya menyikapi hal itu secara profesional.

"Kedekatan kalau tidak mengorbankan ideologi partai tentu tidak masalah, yang bermasalah adalah kedekatan yang mengorbankan ideologi. Kami juga tidak mau kok partai dirugikan dengan kedekatan semacam itu," papar Hasto.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com